Berita Gresik

Hadiri Haul Kiai Ageng Arem-Arem ke-542 di Gresik, Wabup Bu Min: Amalkan Ajaran Ulama Terdahulu

Penulis: Willy Abraham
Editor: Dwi Prastika
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Wakil Bupati Gresik, Aminatun Habibah menghadiri Haul Kiai Ageng Arem Arem ke-542, Jumat (12/5/2023).

Laporan Wartawan Tribun Jatim Network, Willy Abraham

TRIBUNJATIM.COM, GRESIK - Wakil Bupati Gresik, Aminatun Habibah menghadiri Haul Kiai Ageng Arem Arem ke-542 di Gresik.

Dalam haul tersebut, Aminatun Habibah menyampaikan untuk meneladani sifat ulama terdahulu.

Hal ini berkaitan dengan kehidupan bermasyarakat yang tidak lepas dari nilai agama.

"Kita sebagai masyarakat Gresik, harus mengamalkan ajaran-ajaran dari ulama terdahulu. Baik itu dari segi perilaku dan yang lainnya. Seperti Kiai Ageng Arem Arem ini, dari kisahnya kita bisa memetik pelajaran bahwa kesabaran itu berbuah manis," ujar wakil bupati yang akrab disapa Bu Min itu, Jumat (12/5/2023).

Dalam beberapa literatur sejarah, Kiai Ageng Arem Arem merupakan seorang prajurit dan juru masak Nyai Ageng Pinatih (ibu asuh Sunan Giri).

Kiai Ageng Arem Arem juga diketahui bernama asli Thohir.

Semasa hidupnya, Kiai Ageng Arem Arem sering ngemong atau merawat (ngerem-ngerem) Sunan Giri saat kecil. Hal ini menjadi cikal bakal julukan Kiai Ageng Arem Arem yang dikenal saat ini.

Kewaliannya diketahui saat Nyai Ageng Pinatih kebanjiran tamu.

Saat itu, kayu bakar yang dipakai memasak habis, sehingga Kiai Ageng Arem Arem memasukkan kakinya ke dalam tungku.

Baca juga: Haul Akbar Mbah Hasyim di Bojonegoro Dimeriahkan oleh Gus Luthfi, Dihadiri oleh Ribuan Orang

Diketahui saat itu, kakinya dapat memunculkan api sebagai pengganti kayu bakar.

Cerita ini juga diperkuat dengan kesaksian dari juru kunci makam Kiai Ageng Arem Arem.

Menurutnya, selama ini cerita tersebut juga diturunkan kepada masyarakat sekitar.

Lebih lanjut, Bu Min mengaku bersyukur menjadi warga Gresik yang religius.

Ini karena Gresik masih sangat kental dengan budaya keislamannya. Seperti yang diketahui selama ini, Gresik merupakan kabupaten dengan julukan kota santri.

"Kita harus bersyukur, karena dapat dilahirkan di Kabupaten Gresik. Di sini masih banyak amalan-amalan dan suasana khas islam yang tetap ada, meskipun saat ini Gresik menjadi kota industri, tapi hal ini tidak jadi halangan untuk terus berperilaku religius," pungkasnya.

Baca juga: Gelar Haul ke-13 Gus Dur, Himpunan Santri Panjatkan Doa Agar Ganjar Jadi Presiden 2024

Berita Terkini