Namun hal itu masih dalam tahap wajar dan tak sampai muncul kontak fisik.
"Memang ada sedikit protes, itu hal yang wajar, dari pemilik rumah mungkin ada upaya yang lain, dan itu dipersilakan," jelasnya.
Menurut AKBP Warsono, setelah eksekusi rampung, pihaknya akan tetap menerjunkan tim untuk melakukan pengamanan di lokasi eksekusi.
Terlebih untuk menjaga barang-barang warga yang dieksekusi.
"Kita sesuai kegiatan yang sudah direncanakan akan melakukan pengamanan dan pasca eksekusi kita juga antisipasi pengamanannya."
"Berbicara ini, kita mulai dari pra (eksekusi), pelaksanaan dan pascanya, akan kita pantau dari Polres dan Polsek," tegasnya.
Ia menjelaskan, pada Rabu (10/5/2023), pihaknya menerjunkan sekitar 200 personel da dibantu satu pleton Brimob Surakarta.
"Hari ini ada tiga titik tim disebar dan yang terbanyak di titik satu ini (Dukuh Sidodadi), kalau yang lainnya menyesuaikan."
"Kurang lebih kita terjunkan 200 personel dan ada satu pleton Brimob dari Surakarta," tukasnya.
Diberitakan sebelumnya, tim eksekusi lahan terdampak proyek Tol Yogyakarta-Solo mulai membongkar bangunan rumah di Desa Pepe yang terdampak proyek jalan bebas hambatan itu.
Pembongkaran rumah yang digilas proyek tol tersebut mendahulukan rumah-rumah yang telah dikosongkan oleh pemiliknya secara sukarela.
Pantauan Tribun Jogja, di Dukuh Sidodadi, Desa Pepe, Kecamatan Ngawen, Rabu (10/5/2023), sekitar pukul 09.30 WIB, pembongkaran melibatkan satu unit alat berat.
Alat berat berwarna hijau tersebut membongkar bagian atap dan dinding rumah.
Dalam sekejap, rumah yang sudah tak berpenghuni tersebut tergilas rata dengan tanah.
Puluhan tim eksekusi berseragam oranye kemudian juga terlihat membawa barang-barang pemilik rumah yang belum mengosongkan rumahnya.
Barang-barang tersebut dibawa menggunakan truk dan akan disimpan di aula kantor desa setempat untuk sementara waktu.