Laporan Wartawan Tribun Jatim Network, Nuraini Faiq
TRIBUNJATIM.COM, SURABAYA - Wakil Ketua DPRD Kota Surabaya, Reni Astuti mendesak agar dilakukan inovasi dalam pengelolaan sampah di Surabaya.
Pengelolaan sampah yang efektif harus segera dilakukan, karena masih ditemukan penumpukan sampah hingga siang hari di Tempat Pembuangan Sementara (TPS).
Kondisi ini antara lain terlihat saat pimpinan DPRD Surabaya ini turun mengecek ke TPS Bukit Barisan, Patemon Surabaya, Selasa (16/5/2023).
Hingga pukul 13.00 WIB, sampah di TPS yang membawahi sejumlah kelurahan ini masih menumpuk belum diangkut ke Tempat Pembuangan Akhir atau TPA Benowo.
"Kalau masih melihat sampah menumpuk di TPS ini bikin sumpek. Harusnya ada target dalam pengelolaan sampah di TPS agar pagi hari sudah zero waste, nggak ada tumpukan sampah lagi," ucap Reni Astuti.
Dikatakan Reni Astuti, prestasi raihan Adipura Kencana 2022 dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) semestinya diikuti dengan pengelolaan sampah yang lebih baik, sehingga lebih berhasil dalam mewujudkan kualitas lingkungan hidup yang bersih, teduh, dan berkelanjutan.
Reni Astuti menyebut, masih banyak pekerjaan rumah (PR) yang harus diselesaikan dalam mengelola sampah.
"Kalau menumpuk di TPS, baunya menyengat. Tidak nyaman untuk permukiman sekitar dan warga yang lalu lalang," katanya.
Politisi Partai Keadilan Sejahtera (PKS) ini meninjau dan menemui petugas di TPS Petemon.
Baca juga: Protes Peraturan Bupati, Para Pekerja Jasa Angkut Sampah Gelar Unjuk Rasa di Pendopo Sidoarjo
Hingga siang itu sudah diangkut 4 rit sejak pagi. Reni melihat pengelolaan TPS masih belum modern. Padahal, pengelolaan sampah di TPA sudah gasifikasi bahkan sudah dimanfaatkan untuk listrik.
Dimulai Sampah Rumah Tangga
Menurut Reni Astuti, pengelolaan sampah harus dimulai dari sampah rumah tangga sebelum dibuang ke TPS.
Dia mengatakan, partisipasi masyarakat Surabaya selama ini sudah baik dalam bidang lingkungan.
Di sisi lain, tingkat konsumsi masyarakat semakin meningkat. Terbukti dengan meningkatnya distribusi sampah 2.000 ton per hari. Sementara yang masuk ke TPA Benowo 1.600 ton per hari.
Sedangkan teknologi gasifikasi atau pemanfaatan sampah menjadi listrik di TPA Benowo terbatas hanya 1.000 ton sampah yang mampu menghasilkan listrik dengan kapasitas 12 MW. Sisanya yang 600 ton harus ditimbun dengan diberikan treatment.
"Kalau tidak ada perbaikan dan inovasi, sampah akan bertambah seiring konsumsi warga yang juga meningkat. Upaya pengurangan sampah juga harus melibatkan masyarakat," tandas Reni.
Saat ini, total TPS di Surabaya ada 190 tempat. Sementara jumlah armada truk pengangkut 107 unit.
Baca juga: Awalnya Dikira Sampah, Pemancing di Sungai Jagir Mendadak Geger Lihat Jasad Pria Terbawa Arus
Reni meminta setiap hari sampah di TPS harus dicek, jika dirasa kurang alat angkut sampah dari TPS ke TPA, maka harus dihitung secara efektif kebutuhannya. Sampah di TPS tidak boleh menumpuk.
"Jadi, harus ada target untuk mengosongkan sampah di TPS. Misalnya, target jam 06.30 WIB harus zero sampah. Kalau kendaraan angkutnya kurang, ya harus diperhitungkan kembali," tandasnya.
Petugas di TPS Bukit Barisan, Petemon, Wahyu Amarudin menyebut, menumpuknya sampah di TPS bergantung truk pengangkut.
"Sampai pagi tadi baru 4 rit. Tapi tergantung truknya, kalau cepat ya cepat terangkut ke TPA Benowo," katanya.
TPS Bukti Barisan, Petemon melingkupi empat kelurahan yakni Kelurahan Tembok Dukuh, Petemon, Kupang Krajan, dan Sawahan.
Wahyu menyebut, sampah rumah tangga semakin hari meningkat, dalam sehari kadang ia mendapatkan 10 ton sampah.