Berita Viral

Penampakan Rumah Bocah SD yang Pindah ke SLB karena Dibully, Lantai Masih Tanah, IQ Firman Rendah

Penulis: Ani Susanti
Editor: Mujib Anwar
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Seperti inilah penampakan rumah bocah SD yang pindah ke SLB karena dibully.

Saat diberikan plastik berisi makanan ringan, Firmansyah pun langsung menyambutnya dengan riang.

Satria Bagus kemudian menjelaskan kepada Firman kalau donasi itu bukan dari dia, melainkan dari netizen di TikTok.

Firman pun terlihat mengerti dengan penjelasan yang diberikan oleh Bagus itu.

Ia lalu mengucapkan terimakasih kepada para donatur.

"Makasih yo, kak," kata Firmansyah sambil malu-malu.

Baca juga: Sosok Derlin Siswa SMA Bikin Kue Usai Salat Jam 1 Pagi Demi Hidup, Viral Mirip Viky Tapi Beda Cerita

Kemudian Bagus juga memberikan donasi berupa uang tunai dari para netizen.

"Dan ini ges dari kakak-kakak semua, saya berikan semuanya buat bapaknya Firman dan Firman," kata Bagus sambil memberikan amplop cokelat berisi uang.

Ayah Firman pun kemudian membuka amplop tersebut yang berisi uang tunai cukup banyak.

Melihat isi uangnya, ayah Firman pun langsung berdiri sambil mendoakan para donatur.

"Semoga tambah rezekinya, tambak kesehatannya," kata sang ayah.

"Itu bukan rumah Om Bagus loh, ini uang semua kakak-kakak yang bantu," kata Bagus ke Firman.

"Makasih ya, kak," kata Firman lagi sambil melambaikan tangan ke arah kamera.

Sebelumnya, dalam konten Satria Bagus, Firman mengaku jika ia pindah ke SLB karena sering diganggu temannya.

"Sekolah ten pundi pak? SLB mriki? (Sekolah di mana pak? SLB sini?)" tanya pria perekam video.

"nggeh (iya)," jawab si bapak.

"Lha niku putrane? (Lha itu anaknya)," tanya perekam video lagi.

"Lho tapi nganu saget ngendikan, kok nek SLB? (Lha bisa bicara gitu, kok di SLB?)"

Baca juga: Pondok Ramadan, Siswa Tunanetra SLB Kemala Bhayangkara Trenggalek Baca Al Quran Braille Bersama-sama

"Ten SD kulo digangguni kaleh kancane kulo. (Di SD saya diganggu sama teman saya)" jawab bocah itu.

"Angger nulis disowek-sowek bukune. (Setiap menulis bukunya dicoret-coret)" papar sang ayah.

"Lha jenengan mboten wadul gurune?. (Lha bapak nggak melapor gurunya?)" tanya perekam.

"Lha wadul, bocahe mbejijat, ora duwe kapok. (Sudah melapor, tapi anaknya memang nakal)" jawab bapak bocah itu.

Sehingga sang anak harus pindah ke SLB dan berjalan sejauh 2 km dari rumahnya menuju sekolah.

Ayah dari bocah itu mengatakan yang penting anaknya bisa sekolah dan mendapat pendidikan.

"Sak sak e sekolah e, sing penting sekolah. (Terserah di mana saja sekolahnya, yang penting sekolah)" ucap sang ayah pasrah.

Informasi lengkap dan menarik lainnya di Googlenews TribunJatim.com

Berita Terkini