Berita Viral

Ternyata Bocah SD yang Pindah SLB Tak Dibully, Firman Tak Naik Kelas hingga IQ Rendah, Kini Membaik

Penulis: Ani Susanti
Editor: Mujib Anwar
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Ternyata Firman si bocah SD pindah ke SLB bukan karena dibully.

TRIBUNJATIM.COM - Terungkap alasan sebenarnya bocah SD pindah ke SLB atau Sekolah Luar Biasa, yang kisahnya viral di media sosial.

Rupanya bocah SD yang pindah ke SLB itu tak dibully teman.

Fakta itu diungkap kepala dinas.

Kecerdasan Firman juga menjadi faktor kepindahan.

Firman diketahui berusia 12 tahun.

Ia tinggal di Dusun Doplang 2, Desa Pakis, Kecamatan Bringin, Kabupaten Semarang, Jawa Tengah.

Kisah Firman pertama kali diposting akun TikTok Satria Bagus ketika ia dan ayahnya, Suwadi pulang dari sekolah.

Di video pertama dinarasikan siswa SD pindah ke SLB karena tak tahan di bully teman sekolah.

"Ten SD kulo digangguni kaleh kancane kulo. (Di SD saya diganggu sama teman saya)" kata Firman.

Baca juga: Penampakan Rumah Bocah SD yang Pindah ke SLB karena Dibully, Lantai Masih Tanah, IQ Firman Rendah

Menurut Suwadi di video, teman-teman sering kali merobek buku Firman di sekolah.

"Angger nulis disowek-sowek bukune. (Setiap menulis bukunya dicoret-coret)" katanya.

Suwadi mengaku sudah melaporkan kejadian yang dialami sang anak.

Namun anak tersebut masih saja disebut mengganggu Firman.

"Lha wadul, bocahe mbejijat. (Sudah melapor, tapi anaknya memang nakal)" kata Suwadi.

Baca juga: Terpaksa Masuk SLB karena Dibully, Nasib Siswa SD di Salatiga Kini Berubah: Senyum Bahagia

Belakangan terungkap rupanya Firman memang memiliki suatu kekurangan.

"Sering lupa, kalau belajar lupa-lupa," kata Suwadi, dikutip TribunJatim.com dari TribunBogor.

Sebelumnya juga terungkap hasil psikotes atau tes IQ Firman dengan nilaii 50.

"Mengalami kesulitan melakukan kegiatan belajar terutama yang menggunakan daya khayal dan imajinasi, sehingga hal ini membuatnya akan lebih mudah untuk berpikir secara praktis dan sederhana dengan adanya contoh langsung. Sesuai kapasitas kemampuan intelektual yang dimilikinya, mengalami hambatan dalam menerima informasi yang baru diterimanya, memiliki daya ingat yang cenderung lemah dan kurang fokus".

Guru Firman di sekolah pun sudah memberitahu Suwadi soal kemampuan anaknya.

"Setelah diberitahu, Firman pindah ke SLB. Setiap hari jalan 4 kilo ke SLB. Tidak ada masalah, yang penting bisa tetap sekolah," kata Suwadi.

Kepala Dinas Pendidikan, Kebudayaan, Pemuda dan Olahraga (Diskdikbudpora) Kabupaten Semarang, Sukaton Purtomo Priyatmo menerangkan Firman sudah empat tahun pindah ke SLB.

"Sejak kelas dua," katanya.

Awalnya Firman masuk tahun ajaran 2018/2019 pada usia 8 tahun.

Namun kala itu rupanya Firman mengalami kesulitan dalam beradaptasi dan menerima pelajaran.

"Bahkan selama kelas satu tidak bisa menulis dan membaca," terangnya.

Oleh sebab itu gurunya pun tidak memberi nilai hingga menyebabkan Firman tidak naik kelas.

Baca juga: Bocah SD Pindah ke SLB karena Dibully, Buku Disobek, Lapor Guru Tapi Percuma, Ayah: Penting Sekolah

Pada tahun selanjutnya, Firman tidak menunjukan perkembangan dan diketahui bahwa ia masuk kategori inklusi.

"Orangtua diberi tahu kondisinya. Lalu diberi pemahaman, tetap sekolah negeri atau pindah ke SLB," kata Sukaton.

Suwadi pun memutuskan memindahkan Firman ke SLB.

"Ternyata di sana lebih baik dan berkembang," katanya.

Di SLB, Firman sudah mau belajar membaca dan menulis. Perkembangan bagus karena ada perhatian selama sekolah di SLB," katanya.

Sukaton menekankan sebenarnya teman-teman tidak mem bully Firman.

"Teman-temannya hanya menyampaikan soal siswa tersebut yang tidak bisa baca tulis, sementara yang lain sudah bisa," ujarnya.

Baca juga: Nasib Siswa SD Terpaksa Pindah SLB karena Dibully, Buku Sering Dicoret Temannya, Sudah Lapor Guru

Sebelumnya, pemilik akun TikTok Satri Bagus bercerita, Firman memang tidak direkomendasikan melanjutkan pendidikan di sekolah biasa.

Hal itu merujuk pada hasil tes IQ yang dijalani Firman di RSUD Salatiga pada 5 Mei 2023.

Hasil tes IQ siswa SD yang pindah ke SLB adalah 50.

Dari pemaparan di suratnya, berdasar hasil tes IQ, kecerdasan Firman setara dengan anak usia 6 tahun.

"Ia memiliki kemampuan intelektual Firmansyah memiliki taraf kecerdasan yang masuk dalam kategori IDD dengan skor IQ 50 skala binet, sehingga ia memiliki daya tangkap yang kurang baik dibandingkan dengan anak seusianya dan anak mengalami hambatan intelektual"

Selain itu berdasar hasil tes IQ, Firman memiliki daya ingat yang lemah.

"Mengalami kesulitan melakukan kegiatan belajar terutama yang menggunakan daya khayal dan imajinasi, sehingga hal ini membuatnya akan lebih mudah untuk berpikir secara praktis dan sederhana dengan adanya contoh langsung. Sesuai kapasitas kemampuan intelektual yang dimilikinya, mengalami hambatan dalam menerima informasi yang baru diterimanya, memiliki daya ingat yang cenderung lemah dan kurang fokus".

Oleh karena itu menurut Satria Bagus berdasar informasi dari keluarga, bahwa Firman tidak memungkinkan meneruskan pendidikan di sekolah umum.

"Jadi tidak memungkinkan meneruskan di sekolah umum," katanya.

Baca juga: Sosok Derlin Siswa SMA Bikin Kue Usai Salat Jam 1 Pagi Demi Hidup, Viral Mirip Viky Tapi Beda Cerita

Sebenarnya sekolah Firman sebelumnya sudah melarang untuk pindah atau keluar.

"Tapi Firmannya tetap ingin melanjutkan ke sekolah yang sekarang, katanya lebih nyaman," ujar Satria.

Satria Bagus mengungkap tes IQ tersebut bukan inisiatif sekolah, melainkan keluarga Firman.

"itu tadi test bukan dari SD tapi inisiatif dari keluarga kakaknya soalnya yg mengantar. Tadi sudah ketemu saya," ungkapnya.

Kakak Firman mengatakan bahwa kemampuan Firman di bawah rata-rata teman seumurannya.

"Kakanya Firman juga bercerita tadi kalau masalah psikolog Firman agak di bawah teman-temannya," kata Satria Bagus soal siswa SD pindah ke SLB.

Informasi lengkap dan menarik lainnya di Googlenews TribunJatim.com

Berita Terkini