Berita Probolinggo

Jelang Idul Adha, Perajin Pisau di Probolinggo Kewalahan Terima Pesanan, Orderan Tembus Ratusan

Penulis: Danendra Kusuma
Editor: Ndaru Wijayanto
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Roni Sudarmanto (29) warga Jalan Manggis, Kelurahan Kedunggaleng, Kecamatan Wonoasih, Kota Probolinggo tengah mengasah menggerinda pisau, Minggu (18/6/2023).

Laporan Wartawan Tribun Jatim Network, Danendra Kusuma

TRIBUNJATIM.COM, PROBOLINGGO - Perajin pisau di Kota Probolinggo, Roni Sudarmanto (29) ketiban rejeki nomplok menjelang Hari Raya Idul Adha.

Roni kebanjiran pesanan pisau untuk penyembelihan hewan kurban.

Ditemui di tempat kerjanya, Roni tampak sibuk membentuk mata pisau dengan gerinda. 

Mata pisau yang beradu dengan gerinda menimbulkan bunyi nyaring. Selaras, bunga api juga memercik ke segala arah. 

Tempat kerja tersebut berada tepat di depan rumah Roni, Jalan Manggis, Kelurahan Kedunggaleng, Kecamatan Wonoasih, Kota Probolinggo. 

Ukuran ruang kerjanya bermaterial kayu itu tak seberapa luas, hanya 6x3 meter. 

Di setiap dindingnya, berjajar alat-alat dan sejumlah pisau buatan Roni. 

Baca juga: Tren Bersepeda Semakin Naik, Perajin Lokal Asal Sidoarjo Ini Hadirkan Sepeda Kayu Kikajeng

Roni mengatakan sejak sepekan terakhir, jumlah pesanan pisau untuk menyembelih hewan kurban meningkat. Bila ditotal, dia telah menerima pesanan pisau 300 buah. 

Sementara, momen di luar Idul Adha, dia hanya mendapat pesanan 10-15 buah pisau saja per pekannya. 

"Praktis, pendapatan saya juga bertambah. Penghasilan dalam sebulan di hari biasa Rp 2 juta. Saat idul adha naik dua kali lipat," katanya, Minggu (18/6/2023). 

Roni mengungkapkan, bahkan, dia sampai kewalahan menerima pesanan para pelanggan. Hingga sekarang, pesanan pisau masih terus berdatangan. 

Baca juga: Sosok Miftahul Khoiri, Perajin Tenun Ikat Parengan Tetap Eksis, Punya Rumah Produksi & Disukai Artis

Baca juga: Penjualan Batik Tanjung Bumi Bangkalan Tak Secerah Warna Kain, Perajin Rindukan Pameran

"Terpaksa kami tolak pesanan pelanggan. Sebab, jumlah pegawai hanya sedikit, cuma tiga orang. Alat yang saya punya untuk membuat pisau masing-masing satu. Sangat minim," terangnya. 

Dia menyebut, ada beragam jenis pisau yang dijual, antara lain pisau untuk menyembelih maupun menguliti hewan kurban, pisau buah, dan pisau sayur. 

Roni membanderol harga pisau dikisaran Rp 10.000-Rp 300.000. Ukuran mata pisau yang tersedia mulai 8 cm sampai 40 cm. 

Sedangkan, mata pisau sendiri dibuat dari bahan baja, stainless, gergaji selendang, dan cakram. Roni mendapatkan bahan-bahan itu dari pengepul besi serta barang-barang bekas di Kota Probolinggo. 

"Bentuk pisau bisa menyesuaikan pesanan pelanggan. Untuk gagang dan sarung pisau terbuat dari kayu sonokeling yang diukir. Saya juga bisa membuatkan tempat pisau dari kayu yang bisa ditempel di dinding agar aman dari jangkauan anak-anak," urainya. 

Baca juga: Kisah Perajin Barong di Banyuwangi, Dulu Pernah Dijebak di Kalimantan, Kini Nasib Berbalik

Roni menjelaskan, proses pembuatan pisau berkualitas terbaik memakan waktu 2 hari. 

Prosesnya, awalmula bahan dibakar, ditimpa, dibentuk menggunakan gerinda, pengasahan, dan penghalusan. 

"Saat membuat saya selalu berselawat. Hal ini agar orang yang menggunakan selalu tenang," terangnya. 

Roni memasarkan produk pisaunya di media sosial pribadinya. Selain itu, pembeli bisa datang langsung ke rumahnya. 

"Pelanggan saya didominasi warga Probolinggo, Jombang, madiun, bondowoso, Jember, dan Madura," ucapnya. 

Di sisi lain, Roni mulai menggeluti bisnis pembuatan pisau sejak 2019.

Kala itu, Roni berhenti bekerja sebagai kuli bangunan karena suatu hal. 

Karenanya, Roni tidak ada pemasukan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. 

"Di tengah himpitan ekonomi, istri saya mengeluh beras di rumah habis. Uang untuk membeli beras tidak ada. Mendengar keluhan istri saya merenung di teras. Di dinding teras, saya melihat pisau yang menempel di dinding. Dari sana saya punya ide membuat pisau dengan modal sangat tipis," ujarnya. 

Dengan keahlian kuli bangunan, dia mencoba membuat pisau dari gergaji bekas. 

Sekali buat langsung jadi. Tidak ada kesulitan apapun yang menghampiri Roni.

"Saya kemudian memposting pisau buatan saya itu ke media sosial. Ada tetangga yang minat dan membelinya. Lalu saya terus konsisten pisau hingga berkembang seperti sekarang," pungkasnya

Berita Terkini