Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Berita Jatim

Kisah Perajin Barong di Banyuwangi, Dulu Pernah Dijebak di Kalimantan, Kini Nasib Berbalik

Dengan segala keterbatasannya, Mustaqbilal (41), penyandang disabilitas asal Kabupaten Banyuwangi, memilih fokus menekuni kerajinan barong

Penulis: Aflahul Abidin | Editor: Januar
TribunJatim.com/ Aflahul Abidin
Mustaqbilal (41), saat membuat barong di teras rumahnya di Banyuwangi 

Laporan wartawan Tribun Jatim Network, Aflahul Abidin

TRIBUNJATIM.COM, BANYUWANGI - Dengan segala keterbatasannya, Mustaqbilal (41), penyandang disabilitas asal Kabupaten Banyuwangi, memilih fokus menekuni kerajinan barong.

Warga Kelurahan Bakungan, Kecamatan Glagah itu pernah dijebak menjadi pengamen di Kalimantan.

Namun Bilal merasa aktivitas meminta-minta itu bertentangan dengan kata hatinya.

Bilal pun kabur dan pulang kembali ke Banyuwangi untuk menggeluti kesenian yang telah jadi pasion-nya itu.

"Saya juga ketua kelompok kesenian barongan di lingkungan Karangasem," kata Bilal.

Bilal tinggal di perkampungan padat penduduk di lingkungan itu. Tempat tinggalnya berada di gang kecil. Teras rumah yang sempit menjadi "bengkel" kerjanya.

Beberapa potong kayu tertumpuk di sana. Juga gergaji mesin mini, alat pemahat, cat kayu, dan berbagai perkakas lain.

Setiap harinya, Bilal sibuk mengolah kayu menjadi barong untuk kesenian barongan. Hampir seluruh barong ia kerjakan sendiri.

Baca juga: Kisah Penyandang Disabilitas Asal Kediri yang Sukses Sulap Bambu Jadi Kerajinan Bernilai Jutaan

Bilal sudah menggeluti kerajinan barong sejak usia 20 tahun. Itu artinya, ia telah mengenal dan terjun di kesenian itu separuh dari hidupnya.

Maka tak mengherankan jika bapak satu anak itu begitu cekatan dalam mengolah kayu menjadi sebuah barong.

"Membuat satu barong biasanya butuh waktu empat sampai tujuh hari," lanjutnya.

Saking biasanya membuat barong, Bilal hampir tak kesulitan membuat kerajinan itu. Keterbatasannya yang menyulitkan. Seluruh bagian ia kerjakan dengan cepat.

Proses yang cepat itu bukan instan. Awal-awal membuat barong, Bilal sempat kesulitan. Butuh waktu bertahun-tahun untuk menemukan pola kerja yang efektif.

Ketelatenan itu membuahkan hasil. Dulu, Bilal butuh waktu empat hari untuk menyelesaikan pemahatan barong. Kini, proses tersebut rampung hanya dalam waktu kurang dari 24 jam.

Halaman
123
Sumber: Tribun Jatim
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved