"Fokus utama kami saat ini adalah memproses tragedi ini, dan mendukung keluarga dan teman-teman kami, itulah sebabnya kami ingin secara resmi menolak permintaan wawancara media."
Orang tua mempelai pria juga telah memecah kebisuan mereka dengan unggahan di media sosial yang menyerukan untuk menggunakan sabuk pengaman bus.
Memposting di LinkedIn, ayah Mitchell, John Gaffney, mengatakan kecelakaan ini harus membuat pemerintah mengganti aturan yang berlaku.
"Ini adalah kesempatan yang luar biasa sampai berita tentang kecelakaan bus yang menewaskan sepuluh orang datang dalam beberapa jam yang telah menghancurkan banyak kehidupan,
Semoga ada hal positif yang bisa muncul dari tragedi ini,
Lima puluh tahun yang lalu, pemasangan dan penggunaan sabuk pengaman menjadi wajib di Australia bagi semua penumpang kendaraan bermotor dan telah menyelamatkan banyak nyawa sejak saat itu,
Meskipun saya dan istri saya tidak dapat melakukan ini sendiri, kami percaya pada akhirnya semua orang yang mengendarai bus harus memiliki akses ke sabuk pengaman dan diwajibkan oleh hukum untuk memakainya."
Dia mendesak orang lain untuk melobi anggota parlemen untuk menuntut perubahan.
Carolyn, istri John dan ibu dari Mitchell, menyuarakan hal yang sama di Facebook.
"Agar sesuatu yang 'baik' dapat dihasilkan dari hal ini, keluarga kami akan sangat menghargai jika masyarakat mau melobi pemerintah negara bagian dan federal untuk memastikan bahwa sabuk pengaman disediakan di semua bus dan memakainya menjadi wajib,
Kami memiliki kesempatan untuk mengubah hukum dan semakin banyak dukungan yang kami miliki, semakin besar kemungkinan untuk melakukan perubahan,
Setiap orang yang naik bus harus memiliki akses ke sabuk pengaman dan diwajibkan oleh hukum untuk memakainya."
Empat puluh orang berada di dalam bus ketika bus tersebut meninggalkan resor Wandin Valley pada hari Minggu, 11 Juni.
Di antara korban tewas terdapat tujuh anggota klub sepak bola, yang juga telah mengeluarkan pernyataan yang meminta privasi.
"Klub Sepak Bola Australia Singleton Roosters sangat terpukul dengan insiden bus tragis di Hunter Valley," kata seorang juru bicara.
"Komunitas kami telah mengalami sakit hati, kesusahan, dan kesedihan yang tak terkira, setelah sejumlah orang yang memiliki hubungan dekat dengan klub berada di dalam bus dan mengalami luka-luka atau tewas.
Hingga 20 Juni 2023, kejadian ini masih ramai dibicarakan di Australia.
Informasi lengkap dan menarik lainnya di Googlenews TribunJatim.com