Dulunya, warga di tiap dusun menggelar upacara bersih desa secara terpisah-pisah.
Sejak awal tahun 2000, tradisi digelar serempak satu desa dengan makan bersama di pinggir jalan.
Menu yang disantap adalah tumpeng yang jumlahnya begitu banyak.
Tradisi ini digelar setiap pekan pertama awal Dzulhijjah.
Pemilihan waktunya antara Kamis dan Minggu.
Tahun ini, warga sepakat untuk menggelar tradisi Tumpeng Sewu pada Kamis (22/6/2023) malam.
Adi menjelaskan, tradisi menjemur kasur merupakan awal rangkaian Tumpeng Sewu. Menjemur kasur merupakan perlambangan dari pembersihan "bagian dalam" rumah.
"Dalam artinya, bersih desa bukan hanya bagian luar rumah saja yang dibersihkan. Tapi juga dalam rumah," tambahnya.
Baca juga: Ngopi Jaran Goyang di Desa Kemiren Kental Tradisi Suku Osing Banyuwangi, Sekali Seduh Jadi Saudara
Kasur-kasur warga itu akan dijemur hingga sore hari. Setelahnya, warga akan berduyun-duyun mengikuti berbagai ritual lanjutan Tumpeng Sewu.
Sulastri, salah satu warga Kemiren mengaku telah mengikuti tradisi menjemur kasur secara turun temurun setiap tahun.
"Ini sudah sejak zaman kakek buyut saya," kata Sulastri.
Ia mendapat kasur hitam-merah ketika menikah. Sulastri pun akan melanjutkan tradisi tersebut kepada anak cucunya kelak.