Berita Viral

Tak Banyak Terungkap, Perjuangan Semasa Hidup Fajri Pria Berbobot 300 Kg, Mandi Butuh Waktu 2 Jam

Editor: Januar
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Mengulik penyebab Fajri pria obesitas 300 Kg yang meninggal dunia hari ini, Kamis (22/6/2023). Fajri mengalami kondisi syok septik hingga meregang nyawa

Dikutip dari Kompas.com, Minggu (12/3/2023), Nurhasanah, tante Kenzi, menjelaskan berat badan Kenzi telah berkurang satu kilogram menjadi 26 kilogram.

Ini setelah lebih dari sepekan mengukuti anjuran dokter.

"Makannya disuruh ikuti menu dari dokter. Jadi sejak dirawat jalan, pola makannya diatur. Setiap hari ada menunya harus makan apa," ungkap Nurhasanah.

Kenzi disarankan dokter untuk mengomsumsi bubur yang dimasak sendiri oleh orangtuanya.

Bubur tersebut jadi menu utama bagi balita yang tercatat sebagai warga Kecamatan Tarumajaya, Kabupaten Bekasi, tersebut.

Dokter juga meminta agar bubur dicampur asupan protein seperti ayam, sapi dan ikan dengan syarat tak melebihi batas ketentutan yang dianjurkan.

"Kalau mau ditambah ayam atau ikan, katanya boleh, tapi enggak boleh banyak-banyak. Sedikit saja, dicampur, dimasukkan ke dalam buburnya," tutur Nurhasanah.

Kenzi juga diwajibkan mengonsumsi asupan buah-buahan dan sayuran.

Hal tersebut harus dilakukan orangtua Kenzi setiap hari hingga waktu yang belum ditentukan.

"Kenzi kan enggak suka buah, tapi katanya harus makan itu. Jadi harus dipaksa walau pun enggak mau. Sama sayuran juga wajib," kata Nurhasanah.

Selain itu, Kenzi juga dilarang mengonsumsi kacang-kacangan dan makanan yang mengandung banyak gula.

Meski begitu, Kenzi masih diperbolehkan mengonsumsi susu formula.

Menurut Nurhasanah, program diet yang dilakukan Kenzi cukup berat dilakukan oleh orangtua yang ekonominya serba pas-pasan.

"Terus agak kerepotan karena harus nyiapin menu khusus buat Kenzi, enggak kayak biasanya kan kalau makan ya menunya bareng-bareng," imbuhnya.

Ia menambahkan hingga kini, belum diketahui secara pasti hal yang menjadi penyebab obesitas, dikarenakan masih diteliti oleh tim ahli dari RSCM.

Nurhasanah merasa beruntung karena banyak pihak yang memberikan bantuan selama Kenzi harus bolak-balik menjalani perawatan jalan di RSCM.

"Masih harus balik seminggu sekali ke RSCM, dianter sama mobil dinas koramil. Alhamdulillah disiapkan sama pihak desa juga, setiap kami kontrol, mereka stand by, antar-jemput," imbuh dia.

Bantuan yang diberikan lantaran waktu itu keluarga Kenzi sempat mengeluhkan beban biaya transportasi yang harus dikeluarkan setiap kali kontrol.

Setidaknya, mereka harus merogoh kocek Rp 300 ribu setiap kontrol.

 


Informasi lengkap dan menarik lainnya di Googlenews TribunJatim.com

 

 

 

 

Berita Terkini