Berita Surabaha

Mewahnya Rumah Kepsek di Surabaya yang Tilap Dana Guru SD Rp 2,3 Miliar, Dibangun di Pasar Bedak

Penulis: Nuraini Faiq
Editor: Januar
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Megah - Rumah Pensiunan Kasek H Muhammad Iskak di Kelurahan Wonorejo, Kecamatan Rungkut, Surabaya, yang diduga dibangun dari menilap dana para guru SD melalui KPRI Tegar.

Laporan wartawan Tribun Jatim Network, Nuraini Faiq

TRIBUNJATIM.COM, SURABAYA - Inilah penampakan rumah kepala sekolah yang tilap dana guru di SD di Surabaya.

Rumah tersebut sekilas tampak mewah.

Sang kepala sekoh membangunnya di atas pasar bedak  . 

Pensiunan kepala sekolah (Kasek) H Muhammad Iskak (61), warga Kelurahan Wonorejo, Kecamatan Rungkut, Surabaya, akan terus ditagih ratusan guru SD di wilayahnya. Guru-guru SD yang hampir semua pernah menjadi bawahannya itu tak terima dana Rp 2,3 miliar milik mereka ditilap sang kasek.

Sebanyak 75 guru itu pun habis kesabaran dan menggeruduk rumah Iskak.

Kebanyakan guru yang belum pernah melihat rumah kaseknya itu kaget.

Rumahnya sangat luas dan besar. Dua lantai. Tiga rumah jadi satu dengan ukuran luas.

"Yo iki ae disita. Dijual untuk mengembalikan uang kita semua," celetuk para guru yang Rabu kemarin mendatangi ramai-ramai rumah Iskak dengan ditemani Wakil Wali Kota Surabaya Armuji.

Rumah tersebut ternyata juga dibangun dari hasil menilap uang guru-guru. Iskak mengakui selama 20 tahun menjadi bendahara KPRI Tegar biasanya ikut mengambil uang untuk membangun rumah tersebut.

Pantauan Surya di lokasi, rumah dua lantai itu berukuran sangat luas.

Bangunannya juga mentereng dengan pagar besi tinggi. Terasnya cukup untuk parkir lima mobil. Tampak di teras ada tiga motor dan dua mobil. Innova gray dan Mobilio putih.

Baca juga: BREAKING NEWS - Tagih Uang Rp2,3 Miliar, Guru SD di Surabaya Geruduk Rumah Kepala Sekolah

Rumah ini berada di Kelurahan Wonorejo, Kecamatan Rungkut. Lokasinya di pusat keramaian kelurahan.

Hampir berhadapan dengan sebuah SD negeri yang konon Iskak pernah menjadi Kasek. Hanya berjarak 20 meter dari Pasar Wonorejo.

Rumah Iskak memang relatif paling mentereng dibanding rumah lain di lokasi yang sama.

Persis bersebelahan dengan teras rumah, berjajar kursi dan meja kedai kopi. Mirip cafe. Namun sepertinya sudah tidak aktif.

Selain menilap Rp 2,3 miliar untuk bangun rumah, Iskak juga mengakui kalau pria tiga anak ini juga menggunakan dana KPRI guru-guru SD untuk kelola pasar.

Pantauan Tribun Jatim Network di lokasi, memang ada pasar bedak yang lebih ramai dari pasar Wonorejo milik Pemkot Surabaya.

Surya berhasil menemui Iskak untuk membedah pasar tersebut. Iskak mengakui dia membeli lahan di situ kemudian dibuat pasar bedak. Ada 30 bedak. Oleh mantan Kasek ini sewa-sewakan bedaknya.

"Ada yang sebulan Rp 500.000," kata Iskak.

KRONOLOGI LENGKAP Kepsek di Surabaya Tilap Uang Guru Rp 2,3 M

Ratusan guru SD di Kecamatan Rungkut Surabaya membentuk paguyuban korban Koperasi Tegar. Begini kronologi lengkap kepsek di Surabaya tilap uang koperasi.

Guru-guru ini adalah anggota KPRI Tegar yang menjadi korban penilapan kepala sekolah (kepsek) mereka sendiri dengan total dana yang ditilap mencapai Rp 2,3 miliar.

Kepala sekolah tersebut adalah H Muhammad Iskak yang saat ini Bendahara Koperasi Tegar. Selama dua puluh tahun, Iskak menjabat sebagai bendahara koperasi yang beranggotakan guru-guru PNS SD.

Sebelumnya ada yang menyebut Iskak adalah ketua Koperasi Tegar.

Selain karena pernah menjabat Kasek di sejumlah SDN di Kecamatan Rungkut, para guru itu percaya penuh karena rumah Iskak terlihat megah. Punya bisnis kos kosan dan punya persewaan lapak pasar.

"Kan sudah lama megang koperasi. Jadi kami percaya," kata Ketua Paguyuban KPRI Tegar Anselmus Kamis (22/6/2023).

Namun kepercayaan ratusan guru SD itu diabaikan Iskak. Total dana KPRI itu sebenarnya sebanyak Rp 2,8 miliar.

Saat dilakukan audit bersama anggota dalam pembukuan menyisakan Rp 2,3 miliar. Namun dana ini tidak berwujud.

Sebanyak 170 lebih anggota KPRI pun panik. Mereka awalnya secara baik-baik menagih uang seluruh anggota.

Iskak sanggup mencicil. Namun terhenti di cicilan Rp 200 juta.

Puncaknya Rabu (21/6/2023) kemarin, para guru SD menggeruduk rumah Iskak di Wonorejo, Kecamatan Rungkut, Surabaya.

Akhirnya Iskak yang sudah pensiun mengakui kalau uang Rp 2,3 miliar sudah diwujudkan bangunan rumahnya yang megah, kosan, dan lapak pasar untuk disewakan.

"Saya akan tanggung jawab. Nanti dijual. Ini sudah saya cicil Rp 200 juta," kata Iskak mengakui.

Dana itu diakui tidak digunakan sekaligus. Karena sudah 20 tahun jadi bendahara, Iskak mengakui telah mengambil sedikit-sedikit untuk mendirikan bangunan-bangunan.

"Akhirnya uang KPRI katut," ucap Iskak yang asli Yogyakarta.

Anselmus melihat KPRI Tegar minim pengawasan. Seluruh Kasek SDN di Kecamatan Rungkut masuk pengawas KPRI.

Namun karena banyak yang pensiun, pengawasan makin melemah. Anggota koperasi yang lain mulai curiga.

Tiba-tiba sejak 2019, banyak kasek-kasek malah menarik simpanan dan deposito secara masif.

"Dari situlah, kami mendesak SPJ. Begitu pergantian pengurus termasuk Bendahara Koperasi Tegar, diketahui kalau uang sudah digunakan Pak Iskak selaku bendahara," ucap Anselmus.

Anselmus menyebut jumlah simpanan guru-guru SD itu di atas Rp 10 juta. Bahkan ada yang Rp 75 juta.

Ada guru yang seluruh gajinya disimpan ke KPRI ini. Biasanya diambil saat pensiun.

Iskak mampu menutupi aksi tilapnya dengan tetap memenuhi hak para guru.

Misalnya saat Rapat Anggota Tahunan (RAT) dan Lebaran, Iskak bisa membayar semuanya dengan cara meminjam bank tanpa sepengetahuan anggota KPRI  . 

 

 

Informasi lengkap dan menarik lainnya di Googlenews TribunJatim

Berita Terkini