TRIBUNJATIM.COM - Beginilah akhirnya nasib Ponpes Al Zaytun yang tengah menjadi perbincangan media sosial.
Majelis Ulama Indonesia (MUI) memberikan pernyataan khusus terkait apa yang mereka temukan.
Dalam kasus Ponpes Al Zaytun ini, MUI menemukan sebuah fakta yang dialamatkan kepada penegak hukum.
Temuan MUI itu terkait dengan ajaran-ajaran agama Islam yang dianut oleh Ponpes Al Zaytun.
Pondok Pesantren Al Zaytun di Indramayu hingga kini masih jadi sorotan.
Kabarnya, pondok pesantren yang nasibnya bakal ditentukan Mahfud MD hari ini, (28/6/2029) itu juga masih membuka pendaftaran santri baru.
Bahkan disebutkan para calon santri masih banyak yang mendaftar untuk masuk dan belajar di pondok ini.
Seperti diketahui, Ponpes Al Zaytun mengundang kontroversi di antaranya dikabarkan menyebut Al Quran hanya karangan Nabi Muhammad.
Ponpes yang dipimpin oleh Panji Gumilang itu tetap membuka pendaftaran santri baru.
Bahkan kabarnya, ada sekitar seribu santri baru yang mendaftar ke Ponpes Al-Zaytun untuk tahun ajaran 2023.
Baca juga: Soal Kontroversi Ponpes Al Zaytun, Ansor Jatim Minta Masyarakat Tetap Tenang: Serahkan ke Ahlinya
Penerimaan santri baru itu diketahui berlangsung mulai tanggal 22-27 Juni 2023.
"Masih banyak yang daftar," ujar salah seorang petugas keamanan Ponpes Al-Zaytun dikutip TribunJatim.com dari hasil penelusuran lapangan Tribuncirebon.com, Senin (26/6/2023).
Meski demikian, Tribuncirebon.com tidak bisa mengakses ke dalam Ponpes Al-Zaytun untuk melihat proses penerimaan santri baru.
Jika hendak masuk, petugas meminta agar berkirim surat terlebih dahulu sebagai tanda izin diperbolehkannya masuk lingkungan ponpes.
Perihal penerimaan santri baru ini, pihak Ponpes Al-Zaytun turut membagikannya melalui channel youtube Al-Zaytun Official dengan judul PENERIMAAN SANTRI BARU AL-ZAYTUN TAHUN PEMBELAJARAN 2023-2024.