Dia mengatakan para korban mengeluh mual hingga muntah muntah. Bahkan sampai mengalami dehidrasi sehingga harus diinfus.
"Sehingga harus diinfus, karena banyak yang lemas, akibat mual mual dan muntah muntah," papar Mansur.
Diperkirakan sakit yang mereka rasakan, kata Mansur, para korban mengalami mual, karena makanan yang mereka konsumsi.
"Untuk penyebab pastinya, masih menunggu hasil uji lab dari sample yang telah diambil," tuturnya.
Diberitakan sebelumnya, Ketua Pengawas Yayasan Ponpes Kunuuzul Imam Kauman Bondowoso Suheri mengungkapkan jumlah korban yang mengalami gangguan pencernaan, hanya 87 Santriwati.
"Kalau di media itu datanya seratus lebih. Tetapi data kami by name hanya ada 87," klaimnya.
Menurutnya, adanya perbedaan data tersebut karena adanya doble nama korban. Sebab ketika peristiwa terjadi santriwati dirawat di beberapa Fasilitas Kesehatan Pemerintah.
"Karena saat dilarikan ke Puskesmas terdekat, itu tidak mampu menampung. Sehingga harus dilarikan ke Puskesmas yang lain. Sehingga terjadi doble data," ucapnya.
Sementara data dari Posko Pengaduan Dinas Kesehatan Bondowoso mencatat ada 102 santriwati, yang mengalami gangguan pencernaan.
Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinkes Bondowoso Tuhu Suryono mengungkapkan ratusan korban tersebut, sebagian dari mereka ada yang menjalani rawat inap di Rumah sakit dan Puskesmas.
"Total 102 korban, 61 di antaranya menjalani rawat Inap dan 41 di dawat Jalan," paparnya.