Bahkan tidak ada satu pun siswa baru yang mendaftar ke sekolah ini selama PPDB.
"Memang kita sudah bisa memprediksi, karena kita sudah menghitung karena TK-nya sedikit. Kita sudah berusaha sekuat tenaga," kata Evif Darmawanti, melansir GridPop.ID.
Akibat tidak adanya murid baru, ruang kelas 1 di SD ini saat ini kosong dan akan dimanfaatkan sebagai perpustakaan.
Meskipun dalam kondisi yang memprihatinkan ini, proses pembelajaran untuk siswa kelas 2 hingga kelas 6 tetap berlangsung.
Melansir dari laman Tribun Medan, data dari Dinas Pendidikan menyebutkan bahwa saat ini ada lima SD Negeri di Ponorogo yang tidak mendapatkan murid.
Delapan SD lainnya juga terpaksa harus ditutup karena kekurangan siswa.
Dari total 558 SD Negeri, hanya ada 11 sekolah yang berhasil memenuhi pagu 28 siswa per kelas.
Kondisi ini menunjukkan tantangan serius yang dihadapi oleh sekolah-sekolah di daerah Ponorogo.
Khususnya dalam menarik minat orang tua untuk memilih SD Negeri sebagai tempat pendidikan anak-anak mereka.
Diperlukan upaya kolaboratif dari pemerintah, sekolah, dan masyarakat untuk mencari solusi yang berkelanjutan demi keberlangsungan pendidikan yang berkualitas di wilayah ini.
PPDB 2023 memang diwarnai dengan terungkapnya nasib miris beberapa sekolah.
Senasib SDN 3 Babadan Ponorogo, sebuah SDN di Tuban juga tak dapat siswa baru sama sekali untuk tahun ajaran ini.
Diketahui SDN di Tuban yang tak mendapatkan siswa baru sama sekali adalah SDN 2 Kedungrejo, Desa Kedungrejo, Kecamatan Kerek.
"Tahun ini kita tidak dapat siswa atau murid baru," kata guru Kelas IV SDN 2 Kedungrejo, Dina Endrian, kepada wartawan, Rabu (19/7/2023).
Ia menjelaskan, tidak adanya siswa baru yang mendaftar membuat kondisi ruang kelas satu tampak kosong dan tidak terpakai.