Rinciannya putih abu-abu Rp 359.400, pramuka Rp 315.850, batik Rp 383.200 dan seragam khas Rp 440.550.
Sehingga dari empat jenis seragam ini, sekolah mendapat untung Rp 1.151.000 per anak.
Data pagu sekolah favorit seperti SMAN 1 Kedungwaru, SMAN 1 Boyolangu dan SMAN 1 Kauman, jumlah siswa baru sebanyak 432.
Baca juga: Ternyata Seluruh SMA/SMK Negeri di Tulungagung Jual Seragam Mahal, Mengaku Perintah dari Provinsi
Dengan asumsi hanya 50 persen siswa yang melakukan pembelian total, maka ada keuntungan Rp 248 juta lebih.
Kain jas almamater yang dibanderol Rp 185.000, diperkirakan harga aslinya Rp 125.000, itu pun sudah dalam bentuk jadi.
Dengan mengabaikan ongkos jahit, maka ada keuntungan harga Rp 60.000 per anak.
Jas almamater ini hampir 100 persen beli, karena hanya sedikit yang menggunakan jas lama milik kakaknya.
Dengan asumsi pembelian mencapai 80 persen, maka di satu sekolah bisa mendapatkan keuntungan Rp 20 juta lebih dari jas almamater.
Keuntungan ini belum terhitung dari atribut, ikat pinggang, dan jilbab untuk siswi Muslimah yang berjilbab.
Sedangkan harga Rp 130.000 untuk kaus olahraga dinilai sudah standar.
Di Tulungagung ada 11 SMA negeri dan 8 SMK negeri, sehingga diperkirakan keuntungan dari jualan kain seragam ini mencapai ratusan juta rupiah hingga lebih dari Rp 1 miliar.
Sementara itu, untuk menelusuri soal mahalnya harga kain seragam dan atribut SMA/SMK negeri di Kabupaten Tulungagung, Kepala Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Timur, Aries Agung Paewai saat ini tengah menerjunkan tim.
Terutama karena ada pernyataan dari salah satu pihak sekolah yang menyatakan, kain seragam tersebut didrop atau dikirim langsung dari Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Timur.
Bahkan ada pernyataan bahwa sekolah tidak berani menolak, karena pengadaan kain seragam merupakan kebijakan Dinas Pendidikan provinsi.
“Saya menjamin tidak ada drop-dropan dari Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Timur. Dan tidak ada perintah dari saya terkait hal ini,” tegas Aries Agung Paewai saat dikonfirmasi oleh Tribun Jatim Network, Sabtu (22/7/2023).