TRIBUNJATIM.COM - Belakangan sosok seorang pengusaha di Klaten, Jawa Tengah, bernama Haji Sukadi tengah mendapat sorotan publik.
Pasalnya Haji Sukadi baru saja mendapatkan gelar sarjana usai diwisuda pada Selasa (25/7/2023) lalu.
Secara resmi Haji Sukadi menjadi seorang sarjana di usia yang tidak lagi muda yakni 56 tahun.
Yang menarik, Haji Sukadi wisuda sambil ditemani ketiga istrinya.
Baca juga: Heboh Wisuda TK hingga SMA ala Mahasiswa, Pengamat Pendidikan Sarankan 1 Hal
Seperti dilansir dari Tribun Solo, Haji Sukadi sendiri adalah pengusaha cor logam di Klaten.
Haji Sukadi memiliki 18 anak, lima di antaranya dari istri pertama.
Haji Sukadi pun membagikan resepnya bisa hidup rukun dan berdampingan bersama ketiga istri dan 18 anaknya.
"Anak saya ada 18, dari istri pertama lima, istri kedua enam, dan istri ketiga tujuh," kata Sukadi kepada Tribun Solo, Selasa (25/7/2023).
Mereka tinggal di Desa Karangasem, Kecamatan Cawas, Kabupaten Klaten, Jawa Tengah.
Sehari-hari, Sukadi menggeluti usaha pengecoran logam bersama ketiga istrinya.
Mereka pun tinggal di rumah masing-masing.
"Kalau pada kerja, kumpul semua. Kalau pulang ke rumah masing-masing," ungkapnya.
Sukadi selalu berusaha membagi waktu bersama keluarga.
"Ya, bagi waktu (bersama), nama anak juga harus hafal. Kasih sayangnya harus tinggi," ujarnya.
Ditanya tentang kiat rumah tangganya bisa rukun, Sukadi menungkapkan prinsip yang selama ini ia pegang.
"Kuncinya pasrah tawakal saja sama Allah, akhirnya Allah akan menolong kita," ucapnya.
Ia pertama menikah dengan Hj Tumiyem (52) pada tahun 1987.
Lalu menikah kedua dengan Agusriyanti tahun 2001, terakhir pada 2003, ia menikah dengan Ida Susilowati.
Tumiyem mengatakan, awalnya ia mengizinkan suami untuk kembali menikah.
"Suami mau menikah lagi, saya izinin," kata Tumiyem.
Ia mengaku ikhlas bila sang suami menikah kembali.
"Saya menerima sak dermo saja (menerima ikhlas), mungkin sudah qodar (ketetapan) saya," jelasnya.
Baca juga: SOSOK Mbah Moen, Guru Gus Baha Sekaligus Ulama yang Jasadnya Masih Utuh saat Dibongkar di Kota Mekah
Awalnya, Tumiyem turut membantu sang suami mencari istri kedua.
Namun orang yang akan disandingkan tidak mau, takut menyakiti hati dirinya.
Akhirnya suaminya tersebut jadi menikah di tahun 2001 bersama Agusriyanti.
"Saat itu baru punya anak dua," ungkapnya.
Ditanya bagaimana kehidupan selama ini bersama dengan istri yang lain, Tumiyem mengatakan semuanya adil.
"Selama ini adil, kerja bareng-bareng, semua bareng. Sering kumpul," ujarnya.
Terkait Haji Sukadi yang telah selesai menuntaskan pendidikan kuliahnya, Tumiyem mengaku, selama itu tidak terganggu rutinitas suami.
"Semua lancar, rumah lancar, pendidikan agama lancar, pendidikan juga lancar," jelasnya.
Haji Sukadi diketahui mengikuti wisuda bersama 49 mahasiswa lain angkatan ke-12 Sekolah Tinggi Ilmu Administrasi (STIA) Madani Klaten.
Ia diwisuda di Tjokro Hotel, Kecamatan Klaten Tengah, Kabupaten Klaten, hari ini, Selasa (25/7/2023).
Beberapa tamu undangan tamu undangan tempak hadir.
Di antaranya Ketua DPRD Kabupaten Klaten, Hamenang Wajar Ismoyo, dan juga Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Klaten, Titin Windiyarsih.
"Pada hari ini STIA Madani sudah mewisuda 49 sarjana dengan gelar Sarjana Administrasi Publik bagi program studi Administrasi Negara dan Sarjana Administrasi Bisnis bagi program studi Administrasi Niaga," ujar Ketua STIA Madani Klaten dalam sambutannya.
"Diharapkan dengan gelar baru ini akan menjadikan lulusan STIA Madani lebih kompetitif dalam dunia kerja maupun dunia usaha," tambahnya.
STIA Madani sendiri sudah berjalan memasuki usia 20 tahun, hingga saat ini tempat pendidikan tersebut telah mencetak 516 alumi.
Yang sudah tersebar di berbagai instansi pemerintah, swasta, dan mandiri sebagai wirausahawan.
Baca juga: Sosok Mbah Yuni Pendaki Tertua di Indonesia, Usia 70 Taklukkan Gunung Slamet, Hasil Dagang Nasi
Haji Sukadi sendiri baru saja selesai menempuh pendidikan S1-nya dari jurusan Administrasi dan Bisnis yang ia tempuh selama empat tahun.
Kini ia bergelar S.A.B.
"Awalnya karena ada dorongan dari keluarga, dan juga biar jadi motivasi anak-anak semangat sekolah semua," ujar Haji Sukadi.
Sukadi sendiri memiliki tiga istri dan 18 anak, serta tinggal di rumah masing-masing di Desa Karangasem, Kecamatan Cawas, Kabupaten Klaten.
Rumah masing-masing istri Sukadi saling berdampingan, hanya berjarak 2 hingga 3 Km.
"Dari istri pertama ada lima anak, istri kedua enam anak, dan istri ketiga ada tujuh anak. Ada juga cicit dua," ungkapnya.
Anak-anak Sukadi paling kecil berusia 4 tahun dan paling besar usia 31 tahun.
Salah satu anaknya menempuh pendidikan hingga S3.
Hal tersebut turut menjadi motivasi dirinya mengenyam pendidikan kembali.
"Anak pertama saya S3 di Malaysia, menantu S3 di Jepang, anak kedua ada di UGM."
"Makanya saya termotivasi, dan memotivasi anak-anak yang lain supaya adik-adiknya semangat juga bersekolah."
"Supaya jadi anak sukses dunia akhirat dan jadi anak yang alim dan faqih," jelasnya.
Anak Sukadi yang berkuliah S3 juga bekerja di Malaysia.
Sedangkan anaknya yang berkuliah di UGM bekerja sebagai auditor bank.
Sementara anak lainnya ada yang masih menempuh pendidikan sekolah di Klaten, Kediri, Jogja, maupun Solo.
Sukadi sendiri memiliki usaha pengecoran logam sejak tahun 1986, usaha tersebut dikelola bersama keluarga.