Berita Viral

Siapa Pembuat Skibidi Toilet yang Viral? Ketahui Bahayanya Bagi Anak, Psikolog: Tak Layak Ditonton

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Animasi Skinidi Toilet yang ramai diperbincangkan. Sejumlah akun TikTok mengingatkan kepada orangtua bahwa tontonan Skibidi Toilet tak layak ditonton oleh anak-anak.

TRIBUNJATIM.COM - Skibidi Toilet tengah menjadi perbincangan hingga viral di media sosial TikTok.

Sejumlah akun TikTok mengingatkan kepada orangtua bahwa tontonan Skibidi Toilet tak layak ditonton oleh anak-anak.

Lantas, sebenarnya apa itu Skibidi Toilet yang banyak ditirukan oleh anak-anak?

Berikut penjelasannya dilansir dari Kompas.com, Jumat (4/8/2023).

Dikutip dari laman NewsWeek, Skibidi Toilet adalah serial animasi YouTube yang populer di berbagai media sosial sejak debutnya pada Februari 2023.

Alur cerita serial animasi ini berupa cerita fantasi aneh di mana ada "pasukan toilet" yang ingin menguasai dunia.

Baca juga: Warga Heboh Lihat Makam Tiba-tiba Terbongkar, Tali Pocong Ternyata Hilang, Saksi Curigai 1 Sosok

"Pasukan toilet" tersebut digambarkan berupa sosok kepala manusia yang bernyanyi dan muncul dari dalam lubang toilet.

Dalam setiap episodenya, mereka bertarung dengan orang-orang yang kepalanya terbuat dari beberapa benda seperti kamera, speaker, dan televisi.

Adapun setiap serial dari Skibidi Toilet ini aksinya dilakukan tanpa adanya dialog dengan jalan cerita yang tak cukup jelas.

Siapa pembuat Skibidi Toilet?

Skibidi Toilet dibuat oleh animator DaFuqBoom yang berbasis di Georgia.

Ia memiliki nama asli Alexey yang terungkap dalam wawancaranya pada Juni dengan grup media game dan hiburan Dexterto.

Dari pantauan Kompas.com, Kamis (3/8/2023), Season 1 Skibidi Toilet di YouTube setidaknya telah ditonton hingga 20 juta kali.

Animasi Skibidi Toilet. (YouTube)

Alexey mengatakan, inspirasinya membuat Skibidi Toilet adalah dari video pengguna TikTok lain bernama Paryss Bryanne yang terkenal dengan videonya yang berupa potongan video cepat dan musik yang meriah.

Ide sosok Skibidi Toilet menurutnya terlintas begitu saja berupa kepala yang keluar dari toilet.

Alexey adalah seorang animator yang telah bekerja selama sembilan tahun.

Ia membuat Skibidi Toilet menggunakan Source Filmmaker.

Baca juga: Sosok Pria yang Meninggal seusai 24 Jam Jadi Mualaf, Ratusan Umat Islam Berduka dan Kehilangan

Bahayanya bagi Anak-anak

Psikolog Klinis Personal Growth Shierlen Octavia mengatakan, tayangan Skibidi Toilet tidak layak untuk ditonton oleh anak-anak.

"Tentu saja tayangan seperti ini pada dasarnya tidak ditujukan untuk anak dan oleh karenanya tidak sebaiknya ditonton apalagi ditirukan oleh anak-anak," ujarnya saat dihubungi Kompas.com, Kamis (3/8/2023).

Menurut dia, Skibidi Toilet menampilkan animasi dan jalan cerita yang tak masuk akal, aneh, dan cenderung menampilkan kekerasan di beberapa episodenya.

Dengan perkembangan kognitif dan emosional anak yang belum benar-benar matang, serta anak belum bisa benar-benar menilai maupun mengambil keputusan, tontonan semacam itu dapat menimbulkan dampak yang berbahaya.

Ia mengingatkan, dari setiap konten yang dilihat, anak akan mempelajari mengenai perilaku orang di sekitarnya.

Hal ini, akan mempengaruhi cara anak bertindak dan memperlakukan orang lain.

"Jika mereka melihat perilaku kekerasan dan terbiasa melihat tayangan aneh, sangat mungkin bagi mereka untuk melakukan tindakan yang aneh, menyimpang, dan tidak sesuai norma," kata dia.

"Tontonan demikian juga dapat meningkatkan kemungkinan anak mengalami masalah emosional, seperti timbulnya rasa cemas dan takut berlebihan sehingga dapat menghambat perkembangan mental emosional mereka," sambungnya.

Baca juga: Sosok Aktor Tampan Meninggal 1 Minggu Usai Pemakaman Sang Ayah, Main Bareng Zendaya di Euphoria 

Animasi Skibidi Toilet. (YouTube)

Pentingnya pengawasan orang tua

Ia mengingatkan, peran orang tua sangat penting untuk mengawasi konten maupun media sosial yang dikonsumsi anak-anak.

Menurutnya, ada beberapa hal yang bisa dilakukan orang tua terhadap konten-konten yang dilihat anak-anak, yakni:

1. Batasi penggunaan media sosial sesuai dengan umur. Berikan edukasi mengenai hal yang boleh dan tidak boleh dilakukan.

2. Buat perjanjian dengan anak bahwa mereka boleh bermain media sosial dengan catatan orang tua juga berhak mengetahui hal yang mereka konsumsi.

3. Pantau penggunaan gadget anak secara berkala. Orang tua juga bisa melakukan parental control terhadap tayangan yang ditonton oleh anak dengan menyalakan setting di media sosial anak.

4. Bangun relasi yang hangat dan terbuka dengan anak sehingga anak juga terbuka pada orang tua, termasuk dalam menceritakan mengenai tontonan mereka.

5. Dorong anak untuk aktif berkegiatan di dunia nyata dengan teman sebaya.

Berita viral lainnya

Informasi lengkap dan menarik lainnya di Googlenews Tribunjatim.com

Berita Terkini