Setelah lulus kuliah, DE sempat bekerja di beberapa tempat hingga akhirnya di PT KAI.
"Kerjanya emang di luar, macam-macam, kerjanya jadi yang saya tahu itu terakhir kerja di PT C terus keluar, pindah lagi ke Kereta Api. Dari situ tahunya sampai situ aja, dari situ saya tidak tahu. Yang jelas tadi sore ada berita pemeriksaan di rumah orangtuanya," jelas dia.
Sementara itu warga setempat, Rahmat Gunawan (53), membenarkan di lingkungan komplek, DE dikenal anak yang baik.
Namun DE sudah lama tak tinggal di rumah orangtuanya.
"Jadi kasian ke ibunya, mungkin tak tahu apa-apa, takutnya drop soalnya sudah sepuh. Tahu-tahu digeledah, saya aja kaget apalagi ibunya," katanya.
Baca juga: Selain Punya Lembaga PKBM, Terduga Teroris yang Ditangkap di Banyuwangi Merupakan Seorang Pengacara
Rahmat mengaku khawatir dengan kondisi orangtua DE, terutama stigma masyarakat.
"Ya tentu warga di sini juga kaget, dengan kejadian ini, tak menyangka," ucapnya.
Setelah penggeledahan, rumah keluarga DE terlihat lengang dan sepi serta tertutup.
Tak ada kendaraan apapun di depan rumah milik keluarga DE.
Disebut sebagai pendukung ISIS Juru Bicara Densus 88 AT Polri Kombes Aswin Siregar mengungkapkan DE merupakan pendukung Islamic State of Iraq and Syria (ISIS).
Ia juga aktif melakukan propaganda jihad di media sosial.
"Salah satu pendukung ISIS yang aktif melakukan propaganda di media sosial dengan cara memberikan motivasi untuk berjihad dan menyerukan agar bersatu dalam tujuan berjihad melalui Facebook," ucap Aswin saat dikonfirmasi, Senin.
Aswin menyebut DE pernah membuat unggahan dalam media sosial Facebook berupa poster digital berbahasa Arab dan Indonesia kepada pimpinan ISIS yaitu Abu Al Husain Al Husaini Al Quraysi.
DE juga tergabung dalam grup media sosial Telegram bernama BEL4J4R PEDUL1 MUH4J1R.
Grup itu adalah grup khusus penggalangan dana.
Berita viral lainnya
Informasi lengkap dan menarik lainnya diĀ Googlenews TribunJatim.com