Atang mengatakan, kondisi jenazah memprihatinkan dan membuat pilu.
"Prihatin, kasihan kepada keluarga. Saya pun ikut menangis," kata Atang.
Polisi menduga api berawal dari korsleting listrik karena listrik di rumah tersebut sempat padam sebelum menyala lagi.
Ketika padam untuk keduakalinya, ada percikan api dan percikan itu kemudian menimbulkan api yang membakar rumah.
"Itu baru dugaan sementara. Tim Reskrim Polres Sumedang masih menyelidiki," kata Kapolsek Sumedang Selatan, Kompol Darli di lokasi kejadian.
Rumah tersebut dihuni enam orang.
Nenek, ibu dan empat anaknya.
Dua anak selamat, sementara dua balita ditemukan meninggal dunia.
Abas Suherman (50), tetangga korban yang membuka warung di rumahnya bercerita kedua korban kerap membeli jajan
"Ya, ada jajan ke sini, siang tadi jajan, diantar ibunya. Pagi ada, siang juga ada, namanya juga jajan," ucapnya.
Rehan sang kakak sudah bisa berjalan dan jajan sendiri.
Sementara adiknya, Dion masih digendong ibunya.
"Jalan, sudah bisa jajan, mondar-mandir ke warung sini." kata Ia mengatakan ibu korban dan sang nenek, Titin (58) sangat sayang kepada kedua korban.
"Anak-anak itu tinggal sama ibunya dan neneknya. Ayahnya pulang ke orang tuanya, pisah ranjang," kata Abas.
Ia bercerita saat kejadian sempat mendengar teriakan dari rumah korban.