Berita Viral

Istri Drop Tahu Suaminya Tewas Dianiaya 3 Polisi, Padahal 1 Jam Sebelumnya Bawakan Nasi: Lukanya

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Mantasia, seorang istri yang tak terima suaminya tewas dianiaya tiga polisi.

"Sebenarnya kami tidak terima, tapi mau mi diapa (mau bagaimana lagi), mauki marah sudah terjadi juga," kata Mantasia kepada Kompas.com, Kamis.

Dia menduga, suaminya tewas dianiaya bagaikan binatang, sebab sekujur tubuhnya penuh luka.

Bahkan ia menyebut pelaku tak berperikemanusian.

Baca juga: Wanita Bersarung Nangis Suami Datang Pukuli Selingkuhannya, Sayang Udah, Berakhir Warga Mengepung

Ilustrasi berita suami tewas dianiaya tiga polisi. (Tribunnews.com)

"Di anu (perlakukan seperti) binatang, kasihan kalau dilihat luka-lukanya kayak tidak berperikemanusiaan ki," ujarnya.

Bahkan sebelum mendapat kabar sang suami tewas, awalnya ia sempat memblokir nomor WhatsApp (WA) almarhum suaminya.

Sebab ia berulang kali menelepon sang suami tapi tak diangkat padahal ponselnya aktif dan berdering.

"Pas pulang kerja saya telepon tapi tidak diangkat, baru saya lihat online hapenya dan seperti mengetik." ungkapnya.

"Terus saya telepon lagi tidak diangkat, jadi saya chat bilang saya blokir ko lasso, kurang ajarmu kau tidak angkat (awas yah saya blokir, kamu kurang aja tidak angkat telepon saya)," bebernya.

Ia baru mengetahui jika sang suami meninggal saat ia pulang ke rumahnya di Jalan Panaikang, Kecamatan Panakkukang.

Usai pulang kerja di Pasar Terong Makssar, itu pun tetangganya yang memberitahukannya.

"Saya pulang ke rumah di Panaikang, terus sampai di rumah orang-orang bilang kalau meninggal suami ta, tadi mau dikabari tapi tidak ada kontak hp ta (tadi mau beri kabar cuman tidak ada kontak hape ibu)," kata Mantasia menirukan ucapan tetangganya.

Baca juga: Nasib Sopir Truk Tangki yang Tabrak Penonton Karnaval Pacet, Kesaksian Warga Pilu: Mereka Tak Sempat

Mantasia mengungkapkan, ia dan almarhum suaminya tinggal di Jalan Panaikang.

Sementara rumah di Jalan Bunga Ejaya adalah rumah milik orangtuanya.

Terlebih lagi Darmawan merupakan orang asli Jl Bunga Ejaya dan sehari-hari memang bergaul di sekitar Jl Bunga Ejaya.

"Tapi saya bilang bagaimana bisa meninggal sedangkan saya barusan telepon aktif di nomornya dan 1 jam sebelum kejadian dia bawakan nasi di tempat kerja saya, apalagi dia sempat bilang kalau mau pulang kerja telepon saya baru saya juga pulang," ujarnya.

Halaman
123

Berita Terkini