"Kami berdoa semoga beliau bisa menerima semunya yang terjadi," kata Suparman.
Sebelumnya diberitakan, Dian ditemukan tewas di dalam rumah sebuah perumahan di Desa Tempel, Kecamatan Gatak, Sukoharjo, Jawa Tengah.
Jasad Dian ditemukan dalam kondisi mengenaskan pada Kamis (24/8/2023).
Belakangan, korban diketahui merupakan korban pembunuhan oleh kuli bangunan.
Pelaku pembunuhan tersebut berinisial DF (23)
Baca juga: Pengakuan Kuli Bangunan Bunuh Dosen UIN Raden Mas Said, Dendam karena Ditegur, Terancam Hukuman Mati
Pelaku diketahui merupakan warga Desa Tempel, Kecamatan Gatak, Sukoharjo.
DF mengaku sudah merencanakan pembunuhan terhadap Dian.
Hal itu dikarenakan pelaku merasa sakit hati.
Pelaku tak terima dikatai "tukang amatiran".
Baca juga: Detik-detik Josi Putri Cahyani Dibunuh di Jepang, Ibu Pilu Telepon Terakhir Anak: Pacar Psikopat
Kedua orang tua korban merasa sangat tidak percaya dan meyakini bahwa ada sesuatu di balik semua yang terjadi.
Moh Hasil Tamzil, ayah dari Wahyu Dian Silviani (34) Dosen Universitas Islam Negeri (UIN) Raden Mas Said Surakarta tidak percaya begitu saja pengakuan pembunuh anaknya, DF (22).
Pelaku pembunuh mengaku membunuh dosen itu karena dikatai hal yang tidak wajar.
Tamzil menduga ada motif lain di balik pembunuhan anak bungsunya yang terkenal baik dan sopan.
"Kalau saya lihat, saya yang paling tahu behavior (perilaku) anak saya ini, dia termasuk orang yang tidak terlalu banyak bicara, anaknya santun sopan. Sehingga kalau muncul kalimat atau kata-kata marah gara-gara dikatain kayaknya gak. Ini kayaknya ada sesuatu yang tersembunyi dibalik pengakuan itu," kata Tamzil usai pemakaman, Sabtu (26/8/2023), seperti dikutip Tribun Jatim dari Kompas.com
Tamzil yang juga Guru Besar Universitas Negeri Mataram (Unram) meminta polisi untuk tidak puas dengan pengakuan DF.