Surojo mengatakan peristiwa yang dialami tukang becak itu hanyalah salah satu ritual untuk meyakinkan klien si dukun.
Sehingga, klien akan mempercayai perkataan dukun.
"Jadi dukun itu modal dulu, nanti klien kalau udah bawa uang banyak, baru dibawa lari atau dihilangkan nyawanya," imbuh dia.
Dia menilai, perbuatan yang oleh pelaku kepada tukang becak itu bisa jadi ritual penipuan ataupun hanya murni prank.
Dia tak memungkiri pesugihan sebagai bagian dari kepercayaan masyarakat nusantara.
Menurutnya pesugihan tradisional biasanya dilakukan dengan berbagai ritual dan bahan pendukung ritual yang biasanya identik dengan wadal atau korban untuk makhluk halus.
Dia menjelaskan orang yang mencari pesugihan biasanya akan pergi ke suatu tempat, misalnya gunung atau pantai untuk melakukan ritual dengan perjanjian tertentu.
"Misalnya perjanjian dia bisa kaya nanti ada wadal, bisa dirinya atau keluarga. Biasanya itu yang dikorbankan dengan cara gaib, itu pesugihan yang diyakini masyarakat," jelasnya.
Baca juga: SOSOK Pemberi Sedekah Palsu ke Tukang Becak, Masih Muda dan Kini Alasan Terkuak, Didoakan Kena Karma
Tukiman diketahui mengalamai kejadian itu pada Minggu (20/8/2023) sekitar pukul 01.00 WIB dini hari.
Tukiman masih sangat ingat saat dirinya yang jarang pulang itu tengah tertidur pulas di becaknya yang ia parkir di depan Puskesmas Gajahan.
Tidak lama kemudian datang sebuah mobil berwarna putih berhenti di depan becaknya. Kemudian seorang perempuan turun dan menghampirinya.
"Awalnya saya tidur kemudian dibangunin. 'Mbah ini shodaqoh Kulo, kalih shodaqoh ibu' (Mbah ini sedekah saya, dan ini sedekah ibu)," tiru Tukiman, Kamis (24/8/2023).
Masih lekat diingatan Tukiman, ada dua orang yakni pria dan wanita yang mendatanginya kala itu.
Salah satunya turun untuk menghampirinya.
"Orangnya ada dua, yang satu di dalam mobil tapi belum kelihatan tua. Yang ngasih itu perempuan," sambungnya.
Baca juga: Tukang Becak Haru Diberi Amplop Tebal oleh Pengemudi Mobil, Niki Sedekah, Ternyata Isi Koran Bekas