Ia kemudian menanyakan apa yang menjadi motif Praka RM dan dua rekannya, sehingga tega menghabisi nyawa Imam Masykur.
“Dijawab oleh Danpomdam Jaya, ini murni kasus pemerasan dan penganiayaan. Jadi mereka itu menculik korban dengan berpura-pura sebagai oknum dari institusi hukum, kemudian meminta penembusan. Lalu dilakukan penyiksaan,” ujarnya.
“Kalau kata Danpomdam Jaya, penyiksaan itu sangat berlebihan. Kalau saya bilang mereka (pelaku) sangat biadab melakukannya,” sambung Dek Fad.
Diakhir, Danpomdam Jaya berjanji bahwa kasus ini akan diproses secara transparan bagi keluarga dan semua pihak yang ingin bertanya.
“Mereka (Danpomdam Jaya) siap menjawab dan terbuka bagi semua pihak yang ingin bertanya dalam proses hukum ini,” ujar Dek Fad.
Ia pun akan bertemu segera dengan Danpomdam Jaya untuk meminta keterangan lebih lanjut sebagai bentuk pengawalannya atas kasus ini.
“Saya akan terus mengawal kasus ini. Dalam waktu dekat ini saya akan ke Pomdam Jaya karena saat ini saya masih di Aceh,” tambahnya.
Sebagai putra Aceh, ia sangat menyayangkan kasus kekerasan yang dilakukan oknum TNI terhadap warga Aceh masih terjadi.
“TNI ini milik rakyat, untuk rakyat, dan demi rakyat tapi saat ini dikorbankan rakyat. Kita serahkan semua pada hukum di negeri ini,”
“Kita berharap ke depan TNI akan lebih baik untuk rakyat,” pungkasnya.
Informasi lengkap dan menarik lainnya di Googlenews TribunJatim.com