TRIBUNJATIM.COM - Penemuan jasad pendaki hilang 52 tahun di Pegunungan Alpen, Swiss tengah menjadi sorotan.
Pendaki gunung asal Inggris tersebut ditemukan di gletser pegunungan yang mencair.
Dilansir dari Kompas.com, Jumat (1/9/2023), hal merupakan terbaru dari serangkaian penemuan jasad pendaki yang telah lama hilang.
Jasad baru terungkap saat gletser Alpen mencair dan surut karena pemanasan global.
"Pendaki tersebut dilaporkan hilang pada Juli 1971, tetapi tim pencari pada saat itu tidak menemukan apa-apa," kata Polisi di wilayah Valais, Swiss barat daya pada Kamis (31/8/2023).
Disebutkan, jasad tersebut baru ditemukan pada 22 Agustus 2022 oleh dua pendaki di gletser Chessjengletscher di dekat Saas-Fee, sebuah desa pegunungan Alpen di Lembah Saas.
Baca juga: Pendaki Gunung Lemongan Lumajang Telpon Ayah Mengeluh Alami Hipotermia: Evakuasi Berlangsung 12 Jam
Butuh waktu satu tahun untuk mengidentifikasi orang tersebut.
Sebab para ahli bekerja dengan cara mereka melalui file kasus pendaki yang hilang.
"Akhirnya, dengan bantuan Interpol Manchester dan polisi di Skotlandia, seorang kerabat ditemukan dan sampel DNA memungkinkan mereka untuk mengidentifikasi pendaki gunung asal Inggris tersebut," kata polisi dalam sebuah pernyataan, dikutip dari AFP.
Pendaki tersebut secara resmi diidentifikasi pada 30 Agustus.
Semakin banyak jasad manusia, beberapa di antaranya adalah pendaki yang hilang selama beberapa dekade, telah ditemukan dalam beberapa tahun terakhir seiring dengan mencairnya gletser di Pegunungan Alpen karena pemanasan global.
Pada akhir Juli, jasad seorang pendaki Jerman yang hilang pada 1986 ditemukan di gletser Swiss.
Diberitakan Kompas.com sebelumnya (4/6/2022), para peneliti mengkhawatirkan salju di Pegunungan Alpen yang perlahan menghilang.
Citra satelit menunjukkan pegunungan ini berubah warna dari putih salju menjadi dataran tumbuhan hijau.
Baca juga: Sosok Mbah Yuni Pendaki Tertua di Indonesia, Usia 70 Taklukkan Gunung Slamet, Hasil Dagang Nasi
Dilansir dari Gizmodo, Kamis (2/6/2022), pemanasan global diindikasikan menjadi penyebab utama menghijaunya Pegunungan Alpen yang secara perlahan terjadi pengurangan tutupan salju, dan meningkatnya tanaman hijau di sana.