Lebih jauh, Bagus mengaku harus melaporkan kekurangan anggaran ini ke bupati.
Alasannya, ketersediaan dana operasional bus sekolah ini bagian dari visi dan misi bupati.
Dengan demikian, anggaran yang ada dibalik, sekitar Rp 7 juta untuk pemeliharaan, sisanya untuk bahan bakar.
“Enam aki harus diganti karena tekor. Lalu ada kebutuhan ganti ban setiap tahun,” papar Bagus.
Baca juga: Kronologi Lengkap Kecelakaan Maut Bus Eka vs Bus Sugeng Rahayu di Ngawi hingga Sebabkan 3 Tewas
Dishub Tulungagung meminta tambahan dana sebesar Rp 200 juta lewat PAK.
Sebelumnya Dishub sudah mendapatkan anggaran sebesar Rp 600 juta dari APBD murni.
Anggaran itu dipakai untuk pemeliharaan dan operasional 9 bus sekolah, 3 mobil Patwal dan 3 mobil crane.
Namun anggaran ini tidak dipenuhi, Dishub mengurangi layanan bus sekolah hanya di pagi hari saja.
Sedangkan 31 mobil penumpang umum (MPU) yang digandeng untuk angkatan sekolah tetap beroperasi seperti biasanya.
Baca juga: Ini Besaran Biaya Santunan Jasa Raharja untuk Korban Laka Maut Bus Eka vs Bus Sugeng Rahayu di Ngawi