Berita Viral

Resah, Warga Pamekasan Gerebek Kafe di Atas Kuburan, Sediakan Miras untuk Hidung Belang: Bakar!

Editor: Januar
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Warga saat menggerebek kafe di atas makam di Pamekasan, Jumat (8/9/2023)

Saat dijumpai awak media, salah satu emak-emak yang ikut dalam aksi tersebut, S (38) mengatakan, aksi tersebut dilakukan lantaran warga Payo Sigadung tempat eks lokalisasi ini sudah geram.

Mereka jengkel dengan aktivitas transaksi narkotika di sana dan banyak barang warga sekitar sering hilang dicuri.

"Warga sudah resah, karena warga sekitar banyak kehilangan barang, ada motor, mesin air, handphone, laptop."

"Kehilangan itu tidak hanya di RT kami saja, tapi ada juga ke RT tetangga sejak basecamp sabu itu dibuka," kata S.

Basecamp para penyabu tersebut, menurut warga sudah lama beraktivitas bahkan kurang lebih setahun.

Namun pihak kepolisian tak kunjung menangkap para penyalahgunaan narkoba tersebut meski sudah dilaporkan oleh masyarakat.

"Kurang lebih sudah setahun lebih mereka buka di sini, kami sudah melapor tapi tidak ada tanggapan," ujarnya.

Emak tersebut menjelaskan, saat melakukan penggerebekan, warga menemukan, sabu, alat hisap sabu, plastik kecil dalam jumlah yang banyak, serta uang tunai senilai Rp20 juta lebih.

Selain itu satu orang diamankan dan sudah diserahkan ke pihak kepolisian setelah para emak-emak melakukan aksi penggerebekan.

"Awalnya kami bae, udah sekitar 30 menit baru polisi datang. Ada satu orang pria diamankan itu, ada juga banyak alat hisap sabu dan uang tunai Rp20 juta lebih," ujarnya.

Saat menggerebek, emak-emak melihat ada sekitar 20 orang pria yang berada di dalam basecamp.

Terdapat delapan kamar sebagai tempat para pengguna menghisap sabu, bahkan ada pula sekitar lima atau empat orang pekerja untuk memfasilitasi para pengguna.

"Saat kita masuk, banyak orang di dalam dan motornya ada juga di dalam mereka nyabu."

"Mereka berhamburan kabur pas kami masuk, ada yang langsung bawa motor, ada yang nyelamatin uang puluhan juta."

"Kami dak mungkin nak nangkap lanang galo kami ibu-ibu," jelasnya.

Selain itu sejumlah emak-emak tersebut menghitung sejumlah uang yang didapat dari tanggan pekerja.

Mereka juga melemparkan alat hisap serta plastik sabu yang kosong, ke luar basecamp tersebut.

Menurutnya, keresahan masyarakat tersebut makin menjadi-jadi karena banyaknya remaja ABG ikut mondar-mandir ke dalam Basecamp sabu tersebut.

Bahkan putaran narkotika di basecamp tersebut cukup besar karena selalu dipenuhi para pengguna.

"Apalagi liat anak SMP SMA bolak-balik masuk ke dalam (basecamp) ada yang bonceng tiga, kan kita kasihan, resah dan mengebuh-ngebuh perasannya," sebut S.

Dia menegaskan, bahwa tidak semua tempat eks lokalisasi Payo Sigadung merupakan pemakaian narkoba.

Bahkan para pengguna datang dari berbagai wilayah di Kota Jambi.

"Walaupun ini tempat lokalisasi, tapi di sini tidak semua pengguna narkoba," tegasnya.

Kawasan Payo Sigadung dulunya memang dikenal sebagai lokalisasi pekerja seks komersial (PSK).

Namun lokalisasi ini ditutup oleh Wali Kota Jambi, H Syarif Fasha.

Dari pantauan Tribun Jambi dan sejumlah awak media pada Minggu (23/7/2023) sore, basecamp tersebut kini telah terpasang garis polisi dan tidak ada satu orang pun di dalamnya.

Sementara itu Kapolresta Jambi, Kombes Pol Eko Wahyudi mengatakan, aksi penggrebekan basecamp narkoba tersebut dilakukan satu jam sebelum ada enam warga di sana yang ditangkap terkait narkoba.

Lokasinya berdekatan, namun berbeda dari basecamp yang digerebek emak-emak tersebut.

"Pada pukul 14.30 sudah ada TO (target operasi) yang mau kita amankan di daerah Rawasari itu, eks lokalisasi Pucuk itu."

"Lalu berangkatlah anggota di sana, ada enam orang yang ditangkap bukan TO itu," katanya, Minggu (23/7/2023).

Namun, saat enam orang itu diamankan polisi, diduga ada yang memprovokasi warga.

Kemudian warga melakukan penggrebekan basecamp yang tidak digerebek polisi tersebut.

"Setelah kita amankan di Polresta Jambi. Ada satu orang istri yang tidak terima. Kenapa suami ditangkap, bandarnya tidak," ujarnya.

Eko menjelaskan, dari enam warga yang diamankan sebelumnya diduga menjadi pengedar di sana.

Polisi turut mengamankan paket sabu kurang dari 1 gram.

Sedangkan Kasat Narkoba Polresta Jambi, Kompol Niko Darutama, membenarkan ada satu orang yang diamankan saat penggerebekan yang dilakukan emak-emak.

"Kenapa satu yang diamankan, karena dia yang punya tempat. Itu pun dia tidak ada di lokasi di sebelahnya," kata Niko.

Saat satu pria yang diamankan emak-emak itu diserahkan ke polisi.

Kata Niko, tidak ditemukan adanya barang bukti narkoba, hanya alat isap sabu dan uang tunai.

"Barang bukti sabu tidak ada, hanya duit sama bong sama duit kurang lebih Rp25 jutaan," ujarnya.


Informasi lengkap dan menarik lainnya di Googlenews TribunJatim.com

Berita Terkini