Menurut Tatang, Nurjanah semasa hidupnya merupakan ibu rumah tangga biasa.
Menurut Tatang, Nurjanah semasa hidupnya merupakan ibu rumah tangga biasa.
Namun ia tewas dalam kecelakaan.
"Meninggal ketabrak mobil waktu mau bayar listrik. Kira-kira 25 tahunan yang lalu," katanya.
Kemudian untuk Suarma, ayah dari Nurjanah, jasadnya dikatakan yang paling wangi dari semuanya.
"Bahkan itu waktu dibuka langsung wangi, menyengat, yang kerja aja kaget," tutur Tatang.
Meski kaget, kata dia, warga justru terharu karena mengetahui keseharian Suara semasa hidupnya.
Menurut dia, Suarma semasa hidupnya hanya orang biasa.
Ia hanya seorang pengembala kerbau dan pandai besi.
"Almarhum itu tiap ada orang selalu menyapa dengan senyuman," katanya.
Sebelum meninggal dunia, kata dia, Suarma sempat memberikan amanat kepada anak-anaknya.
"Amanat beliau jangan sampai menyakiti orangtua, sama anaknya yang manapun, jangan menyakiti ibunya" pungkas Ustaz Tatang.
"Dari Pak Saban, ke Pak Sanijan, terus ke bawah," jelasnya.
Diungkap Tatang, sosok Saban adalah seorang sesepuh di kampung tersebut.
Ia bahkan dikenal sebagai sosok yang dermawan dan berwibawa.