Berita Gresik

Tradisi Rebo Wekasan di Gresik, Warga Arak Tumpeng Raksasa Sampai Mandi di Sendang Sono

Penulis: Willy Abraham
Editor: Dwi Prastika
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Tradisi Rebo Wekasan di Desa Suci, Kecamatan Manyar, Kabupaten Gresik, Senin (11/9/2023) malam.

Laporan Wartawan Tribun Jatim Network, Willy Abraham

TRIBUNJATIM.COM, GRESIK - Pada hari Rabu terakhir bulan Safar atau yang biasa disebut Rebo Wekasan, masyarakat Desa Suci, Kecamatan Manyar, Kabupaten Gresik, menggelar tradisi Rebo Wekasan.

Tradisi ini sudah dilakukan warga Desa Suci secara turun-temurun.

Dua tumpeng raksasa dan beberapa tumpeng mini diarak mulai Balai Desa Suci hingga Sendang Sono atau sumber mata air warisan Sunan Giri.

Tokoh masyarakat Desa Suci, Khoirul Huda mengatakan, tradisi ini tidak hanya dilakukan organisasi keagamaan, tapi juga organisasi pemuda sebagai simbol persatuan.

Mereka berjalan sejauh lebih dari 1 KM dimulai dari Balai Desa Suci hingga Masjid Suci bagian utara bernama Mambaut Tho'at sebelah Sendang Sono.

"Semua ini tujuannya sebagai ungkapan rasa syukur hari lahirnya Desa Suci, karena Rebo Wekasan juga dituliskan sebagai hari turunnya 320.000 bala'," kata Huda, sapaan akrabnya, Selasa (12/9/2023).

Kepala Desa Suci, Achmad Rizal mengatakan, tradisi ini juga disebut dengan tegal deso atau silaturahmi kedua setelah Hari Raya Idul Fitri.

"Momen Rebo Wekasan adalah momen membahagiakan berkumpul bersama keluarga. Masyarakat dari berbagai daerah biasanya akan mengunjungi keluarga atau sahabatnya di Desa Suci, mencicipi lezatnya makanan khas Lontong Bumbu Ladan. Selain itu, budaya yang masih ada saat ini yakni mandi di dalam Sendang Sono setiap hari Selasa malam Rabu jam 12 malam, masyarakat percaya dapat membawa berkah dan menyembuhkan berbagai penyakit," kata dia.

Baca juga: Bacaan Doa Rebo Wekasan untuk Tolak Bala, Tradisi Dilakukan Tiap Hari Rabu Terakhir di Bulan Safar

Berita Terkini