Menurut Larasati, saat awalnya razia makeup ini diberlakukan, ada yang protes.
Namun, setelah diedukasi dan diberi pemahaman, bisa mengerti.
"Saat ini pelanggaran siswa sudah berkurang, sudah paham tujuan utama ke sekolah itu untuk belajar. Karena kalau makeup mencolok dan berlebihan, tentu menjadi tidak nyaman juga," paparnya.
Baca juga: Buntut Panjang Kasus Guru di Lamongan Botaki 19 Siswi, Dikecam KPAI Meski Sudah Tak Ngajar, Proses
Berikut komentar warganet.
"Melda : guru tu pengennya make up sesuaikan tempat , sesuai umur .
bukan takut kalah saing,"
"Almaa : anak sekolah skrng lebih suka make up an kalo brangkat skolah. kalo tahunku dlu 2014-2016 gk ada yg pake make up pada cantik2 banyak yg naksir lagi,"
"FatmaManda : anak 90an cuma tau bedak bayi, parfum paling penting biar gak bau badan,"
"sinteaaa : sekolah ku boleh make up asal tipis jangan menor wehh wkwkwkw,"
"Ziafuzia : Jujur siswi skrg ke sekolah bawa tas kecil, buku gk dibawa , isi makeup semua , kalo belajar kaca standby didepan,"
Informasi lengkap dan menarik lainnya di Googlenews TribunJatim.com