Saat itu, kata Samsul, ada luka sedikit. Dia melihat seragam anaknya ada bekas darah. Saat pulang sekolah, lanjut Samsul, ia mendapat keluhan dari putrinya bahwa mata kanannya tidak bisa melihat.
"Langsung saya bawa ke Rumah Sakit Cahaya Giri yang berada di Bringkang, Menganti. Kemudian dirujuk ke Rumah Sakit RSMM Jawa Timur hingga akhirnya dirujuk lagi ke RSUD dr Soetomo Surabaya demi anak saya," kata Samsul.
Berdasarkan hasil pemeriksaan di RSUD Dr Soetomo, diketahui ada kerusakan pada syaraf mata kanan putrinya. Hal itu membuat mata kanan putrinya tidak bisa melihat. Samsul pun geram. Tak terima putrinya yang rajin belajar itu mengalami kebutaan.
"Anak saya mengalami buta permanen, saya datang ke sekolah, saya tidak terima untuk mencari tahu siapa pelakunya. Anak saya nggak tau siapa nama pelakunya, tapi tau wajahnya saja. Saya minta CCTV katanya tidak ada rekaman CCTV. Dipersulit. Saya laporkan ke Polres Gresik," kata Samsul.
Samsul pun melaporkan kejadian tersebut ke Polres Gresik pada 28 Agsustus 2023 lalu.
Dikonfirmasi terpisah, Kasat Reskrim Polres Gresik AKP Aldhino Prima Wirdhan mengatakan, telah menerima laporan tersebut. Saat ini masih dalam proses penyelidikan.
"Kami masih memeriksa beberapa saksi," ujarnya.
Kasus serupa juga pernah terjadi di tempat lain, beberapa waktu lalu.
Seorang guru SD syok muridnya ngadu diikat ayah di batu.
Ternyata perlakuan ayah murid SD itu sungguh tak pantas.
Sudah berusia 71 tahun, ayah murid SD itu tega berbuat kejam karena nafusnya.
Pria berusia 71 tahun itu berinisial S, warga Kabupaten OKU Selatan (OKUS), Sumatera Selatan.
S tega merudapaksa anak kandungnya yang baru berusia 10 tahun.
Terhitung sudah tiga kali, pelaku mengagahi darah dagingnya sendiri.
Bahkan salah satu aksi pelaku tega mengikat korban di batu.