Menu itu lalu diikuti dengan makan malam pada pukul 17.00 yang terdiri dari 0,2-0,3 kilogram ribeye steak dengan satu sendok teh mentega di atasnya.
"Saya minum air putih dengan selingan air mineral, tanpa pemanis buatan atau gula," kata dia.
Hal yang sangat menarik yang terjadi setelah Amanda dan suami beralih ke diet karnivora adalah mereka tidak lagi membuang makanan sisa, dan tidak perlu membeli makanan ringan atau makanan cepat saji.
"Tagihan makanan kami akhirnya terpangkas hingga 60 persen, yang mengarah pada penghematan finansial yang besar."
"Meskipun sekarang kami makan daging iga untuk makan malam beberapa kali dalam seminggu," ucap Amanda.
Semua peningkatan ini dirasa Amanda sebagai kemajuan yang luar biasa, meski awalnya agak sulit.
"Saya telah mengonsumsi makanan standar Amerika sepanjang hidup saya."
"Tapi, saya harus sepenuhnya menerima dan memahami bahwa makan apa yang saya inginkan membuat saya mengalami obesitas yang tidak wajar dan depresi berat."
"Saya pernah mengalami keengganan makan daging beberapa kali, tetapi saya menyadari bahwa itu adalah otak saya yang mengamuk karena menginginkan gula dan karbohidrat," kata dia.
Beberapa efek langsung yang Amanda alami dalam masa transisi ke cara makan karnivora adalah dia berhenti menahan cairan.
Lalu, persendiannya tidak lagi sakit, kadar glukosa tidak perlu lagi diatur dengan obat-obatan dan kabut otak menghilang.
"Saya menyadari bahwa setelah 4-6 minggu menjalani pola makan karnivora, saya tidak lagi terbangun dan bilang kepada suami saya bahwa saya berharap saya tidak terbangun."
"Saya mulai menghargai diri saya sendiri. Saya menyadari bahwa saya tidak terikat pada berapa berat badan saya. Saya menemukan bahwa saya memiliki nilai," tutur dia.
Turun berat badan 55 kilogram
Setelah 12 bulan melakukan diet karnivora, berat badan saya turun nyaris 55 kilogram.
Melihat perubahan dramatis pada angka tersebut terasa luar biasa, membawa Amanda menyadari bahwa selama perjalanannya, angka di timbangan tidak ada artinya.