Menanggapi hal itu, Bima Arya mengatakan, pihaknya akan berhati-hati dalam mengambil tindakan.
Pemerintah Kota Bogor tak akan sembarang memecat onkum sekolah bila tidak benar-benar terbukti.
"Yang pasti kita harus hati-hati dulu dilakukan investigasi pendalaman kemudian diundang untuk memberikan keterangan, apabila bukti-buktinya cukup seperti di SD Cibeurerum maka pasti akan diberikan sanksi ada aksi selanjutnya begitu," kata Bima Arya.
"Saya akan melakukan rotasi mutasi menyeluruh setelah kemudian investigasi ini tuntas semuanya, mungkin tidak dikit banyak, tetapi saya kira ini kita tempuh untuk memberikan efek jera terhadap setiap pelaku, bahwa nggak bisa seenaknya hari ini untuk bermmain-main di dunia pendidikan," jelasnya.
Sebelumnya memang viral kabar bahwa Pak Reza memilih kabur dari panggilan Kejaksaan.
Kepala Bidang SD Dinas Pendidikan Kota Bogor Raden Medi Sandora diminta untuk menghadirkan Pak Reza di Kejaksaan Negeri.
Raden Medi Sandora pun mencoba menghubungi Pak Reza pada Kamis 14 September lalu.
Namun, handphone Pak Reza malah mati hingga akhirnya ia jemput langsung ke sekolahnya.
"Malam jumat kejaksaan menghubungi saya untuk menghadirkan Reza dengan saya jumat pagi jam 8. Saya menghubungi Reza lewat WA gak dibalas, telepon tidak diangkat, sementara jam 8 harus di Kejaksaan, saya minta pengawas pak Herman untuk menjemput Reza dari Cibeureum," kata Medi saay dihubungi TribunnewsBogor.com, Sabtu (16/9/2023).
Pak Reza dan Raden Medi Sandora pun akhirnya tiba di Kejaksaan Negeri Kota Bogor.
Di sana, Pak Reza beralasan untuk pergi ke warung.
Namun, setelah ditunggu sekian lama Pak Reza tak kunjung kembali ke lokasi Raden Medi Sandora.
Bahkan, sampai akhirnya hanya Raden Medi Sandora lah yang dimintai keterangan sendirian oleh kejaksaan.
"Saya percaya aja. Pas ditunggu gak kembali lagi, keburu menghilang. Motornya ada tapi orangnya menghilang, sampai ditungguin sama petugas Kejaksaan," katanya.
Pemecatan Nopi Yeni merupakan imbas dari dugaan pungli PPDB 2023 di sekolah tersebut pada awal Agustus 2023.