Laporan Wartawan Tribun Jatim Network, David Yohanes
TRIBUNJATIM.COM, TULUNGAGUNG - Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Tulungagung telah menerima hasil uji laboratorium atas sampel cappuccino cincau (capcin) dari MTsN 4 Tulungagung, di Jalan Bandung-Durenan Desa Suruhan Lor.
Sampel minuman ini sebelumnya dicurigai menjadi penyebab keracunan massal di sekolah ini, pada Sabtu (16/9/2023) lalu.
Hasil uji sampel dikeluarkan oleh Laboratorium RSUD dr Iskak Tulungagung.
Menurut Kepala Dinkes Tulungagung, dr Kasil Rokhmat, memang ditemukan bakteri di sampel yang diuji.
Namun sampel itu belum bisa menjadi landasan kesimpulan secara keseluruhan penyebab keracunan ini.
“Memang ada satu sampel, tapi tidak bisa dipastikan penyebabnya apa. Hubungan sebab akibatnya tidak kuat,” jelas dr Kasil Rokhmat, Rabu (27/9/2023).
dr Kasil Rokhmat memaparkan, sebelumnya ada 15 siswa yang minum minuman yang sama.
Namun dari 15 siswa yang mengonsumsi minuman itu, ada 5 anak yang tidak mengalami gejala sama sekali.
Karena itu, minuman cappucino cincau itu belum bisa disimpulkan sebagai penyebab keracunan massal ini.
Baca juga: Puluhan Warga Jombang Diduga Alami Keracunan Massal Usai Konsumsi Makanan Hajatan: Agak Pahit
“Apakah murni minuman itu penyebabnya, atau karena dicampur dengan makanan lain. Mungkin mereka minumnya sama, tapi sebelumnya ada makanan lain yang sudah dimakan,” ujar dr Kasil Rokhmat.
Meski demikian, Dinkes mengambil langkah untuk melakukan pembinaan kepada produsen minuman itu.
Produsen minuman rumahan ini diminta mengikuti penyuluhan keamanan pangan.
Selama belum mengikuti penyuluhan ini, Dinkes meminta produsen berhenti memproduksi minuman yang dicurigai.
Baca juga: Kesaksian Siswi MTsN 4 Tulungagung yang Keracunan Massal, Sebut Sesuatu Berwarna Putih dan Agak Asam
“Penyuluhan keamanan pangan ini diberikan bagi mereka yang mengurus izin PIRT (Pangan Industri Rumah Tangga),” sambung dr Kasil.
Sebenarnya, lanjut dr Kasil, produk makanan yang habis dalam satu hari tidak perlu izin PIRT.
Produsen minuman itu sempat menyatakan produknya habis dalam satu hari.
Namun dr Kasil curiga ada beberapa bagian produk yang sebenarnya disimpan untuk stok.
“Misalnya, contoh saja, pembuatan makanan bumbunya dibuat banyak untuk stok. Mungkin gulanya dicairkan dulu kemudian disimpan,” pungkasnya.
Baca juga: Dinas Kesehatan Buka-bukaan Penyebab 71 Warga Surabaya Keracunan, Proses Memasak Disorot
Sebelumnya, ada 15 siswa MTsN 4 Tulungagung yang mengalami gejala keracunan usai mengonsumsi teh dan cappucino cincau.
Mereka membeli minuman itu di depan sekolah selepas olahraga pada Sabtu (15/9/2023) pagi.
Selang 10 menit, mereka mengalami gejala keracunan, seperti mual, pusing dan muntah-muntah.
Dari 15 siswa itu, 5 dinyatakan tidak bergejala, 5 rawat jalan dan 5 siswi menjalani rawat inap.