Salah satu anggota Relawan Merah Putih Kalukku bernama Samad mengatakan, sehari-hari dia membuat sapu lidi.
Sapu itu lalu dijual ke warga setempat untuk kebutuhan hidupnya.
Dia menjual sapu tersebut dengan harga Rp 5.000.
Penghasilannya pun tak bisa mencukupi kehidupannya.
"Harga sapu lidinya itu hanya dijual tiga Rp 5 ribu, itu murah sekali dan kadang tidak cukup untuk makan," ungkap Samad saat dihubungi Tribun-Sulbar.com, Sabtu (16/9/2023).
Samad melihat, kondisi Nenek Hadijah sangat memprihatinkan.
Baca juga: Dulu Tak Restui, Anak Nenek Rohaya Kuak Tabiat Asli Slamet, Tak Urus Ibu: Gak Mungkin Saya Mau Jahat
Samad membeberkan bahwa Nenek Hadijah membutuhkan banyak bantuan dari orang-orang dermawan.
Apalagi di tengah kondisi harga beras mahal membuat Nenek Hadijah semakin susah menjalani kehidupannya.
"Dia beretangga dengan anaknya, tapi dia pilih tinggal sendiri di rumahnya," bebernya.
"Dia (Nenek Hadijah) hanya jual sapu lidi," ungkapnya.
Dia menambahkan, Nenek Hadijah sudah mendapat bantuan berupa sembako dari Relawan Merah Putih Kalukku.
Tak sedikit tetangga yang merasa kasihan pada nasib Nenek Hadijah.
Informasi lengkap dan menarik lainnya di Googlenews Tribunjatim.com