TRIBUNJATIM.COM - Terkuak aksi alumni Untad pelonco mahasiswa baru.
Video perpeloncoan yang dilakukan alumni Untad itu viral di media sosial.
Pihak kampus pun mengungkap akhir kasus ini.
Sementara para pelaku yang pelonco mahasiswa baru juga membuat pengakuan.
Peristiwa miris ini terjadi di Universitas Tadaluko (Untad), Palu, Sulawesi Tengah.
Dalam video, terlihat mahasiswa baru mengalami perundungan oleh seniornya.
Seorang mahasiswi berjaket denim menjadi korban sasaran para seniornya.
Terlihat dia duduk bertumpu dengan lututnya di tanah sambil menunduk.
Video yang dibagikan akun Instagram @anakuntaddotcom itu telah ditonton 12.806 kali dengan 10 ribu komentar, dikutip dari TribunPalu.
Baca juga: Pengakuan Kepsek Kasus Siswi SD Lompat dari Lantai 4, Bantah Ada Bullying, CCTV Ungkap Fakta Beda
Seorang mahasiswa dan mahasiswi memasang dahan-dahan pohon di kepala mahasiswi yang berlutut.
Seorang mahasiswi pun menggertak wanita berjaket jins yang menangis itu.
“Pantas dia jelek!” kata seorang mahasiswi.
Tak sampai di situ, mahasiswi yang mengikuti Pelonco Mahasiswa Baru Untad itu juga dituangi kopi di bagian wajahnya.
Bagian wajah sang mahasiswi baru itu juga diusap dengan arang hitam.
Ironisnya, para senior di kampus itu melakukan perbutannya sambil tertawa.
Baca juga: Nasib Anak Venna Melinda Alami Bullying, Mata Dilempar Batu, Ibu Vania Sangsikan Sekolah: Gak Lapor
Tak butuh waktu lama kasus ini untuk diusut tuntas.
Perploncoan itu terjadi di lingkungan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Tadaluko.
Para pelaku senioritas itu telah diamankan dan diminta untuk meminta maaf.
Videonya diunggah kembali di akun Instagram @anakuntaddotcom, dilansir Kamis (28/9/2023).
Pelaku berjumlah tiga orang yang terdiri dari dua wanita dan satu pria.
Rupanya, ketiganya sudah tidak lagi berkuliah, melainkan sudah menjadi alumni.
Pelaku pria membacakan surat permintaan maaf atas apa yang telah dilakukannya.
Sementara dua wanita lain hanya bisa tertunduk menyesal.
Mereka mengaku memang ada di video perploncoan yang viral itu.
"Kami siap mempertanggungjawabkan segala akibat pasca kejadian tersebut," katanya.
Pihak kampus jelas tidak tinggal diam dengan video yang meresahkan tersebut.
Baca juga: Akhir Kasus Siswi SD di Gresik yang Diduga Buta karena Bullying, Tak Lagi Sekolah di Tempat Lama
Menurut Wakil Dekan Bidang Kemahasiswaan, mahasiswa korban pelonco tidak keberatan wajahnya disiram dengan kopi.
Menurutnya, si mahasiswa sadar karena itu bagian dari aktivitas pembinaan mental.
"Mahasiswa ini (korban) sebenarnya merasa nyaman, hanya saja para alumni ini (pelaku) tidak ikut briefing dan langsung main serobot," kata akil Dekan Bidang Kemahasiswaan.
Kasus ini pun tak diperpanjang dan berakhir dengan damai.
Baca juga: Ibu Bocah 9 Tahun yang dibunuh Ayah Kandung Bakal Diperiksa Polisi Gresik: Ungkap Bullying Korban
Sementara itu, aksi bullying baru-baru ini juga terjadi di SMP Cilacap.
Dalam video yang diunggah di akun Instagram @net2netnews, Rabu (27/9/2023), memperlihatkan sekumpulan siswa SMP berada di suatu tempat sepi.
Seorang remaja SMP terlihat duduk dan terus menutup area mulut dan wajahnya.
Siswa tersebut dirangkul temannya yang menggunakan topi.
Tak lama kemudian, remaja bertopi itu menarik baju korban hingga korban dalam posisi berdiri.
Tanpa basa-basi, remaja yang menggunakan topi itu langsung menghajar korban.
Saat dihajar, terdengar samar-samar korban sempat merintih kesakitan.
Saat teman-temannya mencoba memisah aksi brutal tersebut, terduga pelaku justru melakukan pengancaman.
“Misahkeun aing, jeung aing kabehan (misahin saya, berantem semua sama saya),” ujar terduga pelaku dalam video yang beredar.
Tidak hanya itu, akun tersebut juga mengunggah video berbeda saat terduga pelaku kembali menganiaya korban.
Dalam video yang berbeda, terduga pelaku justru lebih brutal dalam menganiaya korban.
Bahkan, samar-samar terlihat korban hingga terseret.
“Eh eh pingsan,” ujar salah satu siswa SMP yang berada di lokasi kejadian.
Baca juga: Nasib Siswa SMA yang Soraki & Bully Bu Guru sampai Ambil Paksa Kunci Motor, Kepsek Akan Tindak Tegas
Saat berulang kali dianiaya, korban bahkan tidak melakukan perlawanan dan justru terlihat lemas tak berdaya.
Rupanya, bullying atau perundungan tersebut terjadi di SMP N 2 Cimanggu, Cilacap, Jawa Tengah.
Wakapolresta Cilacap, AKBP Dr Arif Fajar Satria, menuturkan, pihaknya menerima laporan kasus tersebut dari Kapolsek Cimanggu pada Selasa (26/9/2023) sore sekitar pukul 15.00 WIB.
Pelaku perundungan diketahui berinisial MK yang duduk di kelas 9.
Sementara, korbannya adalah FF adik kelas MK yang duduk di kelas 8.
Arif mengatakan kakak FF akhirnya melaporkan kasus bullying itu karena melihat beberapa bagian tubuh adiknya terdapat luka-luka.
Baca juga: Potret Sederhana Anak Artis Jadi Karyawan Warung Ramen, Ayahnya Presenter sempat Jadi Korban Bully
"Jadi kakaknya ini menengarai korban FF yang saat pulang sekolah banyak terdapat luka di bagian tubuhnya.”
"Kemudian melaporkan kepada pihak kepolisian setempat, dan Kapolsek langsung melakukan kroscek," kata Dr. Arif, Rabu (27/9/2023), dikutip dari TribunBanyumas.com.
Setelah itu, kata Arif, pihaknya pada malam hari langsung mengamankan MK yang masih duduk di bangku kelas 9 SMP itu.
Bahkan, proses penangkapan MK juga diunggah di akun tersebut.
Saat diamankan di kediamannya, MK hanya menunduk menggunakan masker dan peci berwarna hitam.
Massa yang geram dengan aksi remaja tersebut terus menyorakinya saat terduga pelaku digiring menuju mobil polisi.
Terkait video yang kini sedang viral di medi sosial itu, Arif Fajar Satria membeberkan MK merasa kesal kepada FF hingga melakukan perundungan.
MK, yang merupakan ketua sebuah kelompok beranggotakan para remaja, merasa tidak terima karena FF menjadi bagian dari kelompok siswa sekolah lain.
"Pelaku tidak terima, karena korban mengaku menjadi bagian anggota kelompok siswa sekolah lain," kata Arif Fajar Satria, Rabu (27/9/2023), dikutip dari TribunBanyumas.com via Tribunnews.
Meski permasalahan ini melibatkan anak di bawah umur, namun Arif mengatakan akan tetap memproses permasalahan tersebut.
Meski begitu, proses hukum yang dijalankan tetap berpedoman terhadap UU sistem peradilan anak.
Pihaknya juga melakukan berbagai upaya preemtif dan preventif khususnya kepada sekolah.
"Itu menjadi PR khusus buat kita. Kapolsek langsung melakukan tindak lanjut bersama kepala sekolah," imbuhnya.
Informasi lengkap dan menarik lainnya di Googlenews TribunJatim.com