Laporan Wartawan Tribun Jatim Network, Hanif Manshuri
TRIBUNJATIM.COM, LAMONGAN - Dampak musim kemarau terjadi di banyak wilayah, tak terkecuali Lamongan.
Terhitung, dalam kurun waktu sepuluh hari wilayah kecamatan di Lamongan yang terdampak kemarau bertambah lagi.
Saat ini dirasakan warga di kecamatan paling ujung Barat Lamongan yakni, Kecamatan Sukorame.
"Betul, ada satu lagi kecamatan yang saat ini mengalami kekeringan dan krisis air bersih," kata Kepala Pelaksana BPBD Lamongan, Joko Raharto saat dikonfirmasi Tribun Jatim Network, Senin (2/10/2023).
Kecamatan dimaksud yaitu Kecamatan Sukorame. Wilayah kecamatan yang berbatasan dengan kabupaten tetangga, Bojonegoro.
Baca juga: Rugi Puluhan Juta, Kandang Berisi 7 Kambing Ludes Terbakar di Lamongan, Bediang Jadi Pemicu
Krisis air bersih mulai dirasakan oleh warga. Sumber sumur dan sumber air tanah sudah tidak keluar.
Keluhan warga Sukorame tersebut, kata Joko, langsung direspon oleh kades masing-masing dan kepala wilayah, camat.
"Permintaan droping air dari kecamatan Sukorame langsung kita jawab dan hari ini kita suplai air bersih, tepatnya di Desa Bangle Kecamatan Sukorame," kata Joko.
Droping air pertama ini sebanyak 2 tangki, sebanyak 10.000 liter air bersih. Selain pasokan air bersih, ditambah tandon air dan jeriken.
Jika terhitung hari ini kekeringan sudah meluas di 8 kecamatan, maka BPBD harus mewaspadai 5 kecamatan lainnya.
Baca juga: Rugi Puluhan Juta, Kandang Berisi 7 Kambing Ludes Terbakar di Lamongan, Bediang Jadi Pemicu
Dari pengalaman setiap musim kemarau, di Lamongan ada 13 kecamatan yang biasanya merasakan kekeringan.
"Sejauh ini BPBD masih normal dan lancar memenuhi permintaan bantuan air bersih untuk 21 desa, desa terakhir yaitu Desa Bangle Kecamatan Sukorame.
Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) kini semakin kerap memasok ke 8 kecamatan yang mengalami kekeringan diantaranya, Kecamatan Tikung, Kembangbahu, Sugio, Modo, Sarirejo, Deket, Mantup dan tambahan di Kecamatan Sukorame.
"Silih berganti, dan hampir tiap hari bergiliran kita suplai air bersih ke sejumlah desa di wilayah kecamatan yang mengalami krisis air bersih," ungkapnya.
Sampai Senin (2/10/2023) pagi ini terdata ada 30 dusun, 21 desa terdampak tersebar di 8 kecamatan. Pihaknya terus mengupayakan agar 8 kecamatan tersebut tidak sampai kekurangan air bersih.
Jumlah pengirim air tangki, kata Joko sudah tembus 88 tangki dengan total volume air mencapai 458.500 liter air bersih. "Alhamdulillah semua berjalan lancar," katanya.
Para kades dan camat harus aktif memantau wilayah masing-masing terkait dengan segala kemungkinan akibat kemarau panjang.
Segera laporkan dan ajukan surat resmi dimulai dari kades yang ditujukan kepada bupati melalui camat.
Harapannya, pendistribusian air bersih ini bisa membantu masyarakat di 8 kecamatan yang kekurangan air bersih untuk kebutuhan sehari-hari.
Dari 88 tangki diantaranya bantuan dari CSR sejumlah perusahaan dan termasuk bantuan dari Dinas Lingkungan Hidup (DLH) serta Polres Lamongan, PMI, BFI, Bank Daerah dan perusahaan swasta lainnya.
Sementara itu, selain dropping air bersih, juga bantuan puluhan jerigen, dan tandon air masing-masing volume 1.200 liter.
Pihak tetap siaga penuh memantau 13 kecamatan yang biasanya saat musim kemarau kerap terjadi kekurangan air bersih.
Hal itu dilakukan agar tidak ada daerah yang tak tersentuh dropping air bersih. BPBD, masih kata Joko, terus melakukan pemetaan untuk dilakukan langkah-langkah lanjutan