Apalagi ada satu WNI yang sedang berada di Indonesian Hospital, gedung yang juga dibom militer Israel di Jalur Gaza kala penyerangan Hamas versus Israel.
"Mitigasi yang pertama, saya tanyakan kabar satu-satu, apa yang dibutuhkan. Kami WNI baik-baik saja."
"Kemungkinan saya akan menyelamatkan istri dan anak-anak saya dulu ke Mesir," jelasnya.
"Alhamdulillah, WNI yang di Indonesian Hospital itu dilindungi Allah SWT padahal jaraknya dekat dengan bom dan yang terkena hanya kendaraan mereka."
"Kendaraan hancur terbakar, tapi mereka selamat," tambah dia lagi.
Ia tidak ingin anak-anaknya tidak bersekolah karena pertempuran dua entitas tersebut.
Maka, mau tidak mau, Bang Onim harus selamatkan anak dan istri ke negara terdekat dulu.
"Saya sudah berhubungan dengan Dubes Indonesia di Kairo. Mereka sudah siap membantu."
"Ini baru rencana, meski sudah saya koordinasikan, tapi kalau saya tidak bisa keluar rumah, ya belum bisa. Ini lihat situasi Gaza," jelas dia.
Bang Onim mengatakan, dirinya kesulitan untuk mencapai perbatasan Mesir-Palestina, mengingat saat ini ambulans pun jadi target rudal.
Jika sesuai dengan rencana tersebut, Bang Onim beserta keluarga dan 10 WNI di jalur Gaza akan evakuasi melalui Pintu Lintas Batas Rafah yang menghubungkan Jalur Gaza dengan kota Rafah di Mesir.
Setelah evakuasi berhasil, Bang Onim menyatakan bahwa rombongan WNI dari jalur Gaza akan bermukim di Mesir selama satu bulan atau hingga situasi di jalur Gaza membaik.
Meskipun begitu, Bang Onim mengatakan bahwa rencana evakuasi ini sulit untuk dilaksanakan karena gempuran bom dari Israel begitu intens dan tidak memungkinkan mobil evakuasi untuk dapat menjangkau WNI yang saat ini bermukim di Jalur Gaza.
"Sudah punya rencana, sampai ke tingkat Palang Merah Internasional, tapi kemudian Kantor Imigrasi di perbatasan dibom."
"Jadi, saya punya rencana, tapi Allah SWT juga punya rencana. Belum tahu ini akankah segera diaktifkan lagi atau tidak Kantor Imigrasinya," jelasnya.