"Tadi dari Inafis Polres Klaten juga datang. Dari pihak keluarga tidak berkenan dilakukan autopsi dan sudah mengikhlaskan," kata Poniman.
Baca juga: Kado Menyayat Mahasiswi Unnes untuk Ibu, Ditaruh Kos sebelum Tewas di Mal Paragon, Maaf Buat Sedih
Ditanya apa pekerjaan Y, Poniman mengatakan, Y adalah seorang pengepul logam, sedangkan IDP adalah ibu rumah tangga.
Pasangan ini memiliki dua anak dengan salah satu anak berumur sekitar empat bulan.
Bayi tersebut ditemukan menangis di sebelah kedua jasad orang tuanya.
Sementara itu Kapolres Klaten, AKBP Warsono mengatakan, pihaknya akan melakukan penyelidikan mendalam terkait kematian pasutri tersebut.
"Kami akan melakukan penyelidikan lebih dalam karena dari hasil di TKP tidak ada tanda-tanda kekerasan, tapi kita melakukan pendalaman," jelasnya saat ditemui di Mapolres Klaten pada sorenya.
AKBP Warsono menjelaskan, pihaknya sudah mengambil sampel makanan yang ada di meja makan dan mengirimkannya ke Laboratorium Forensik di Polda Jawa Tengah untuk diuji.
Hasil dari labfor tersebut akan menjadi dasar polisi mengambil langkah selanjutnya.
"Kami pun belum ada dugaan sementara, karena dari visum luar ya tidak ada tanda-tanda kekerasan," terangnya lagi.
AKBP Warsono mengungkap jika ada sesuatu yang janggal, pihaknya akan mengupayakan langkah hukum.
Kaur Bin Ops (KBO) Satreskrim Polres Klaten, Iptu Umar Mustofa menjelaskan, pihaknya memeriksa saksi-saksi, termasuk dari keluarga yang ada di TKP.
"Ya, sampel makanan juga dikirimkan ke labfor untuk memperkuat indikasi kandungan berbahaya," tutupnya.
Dari undangan lelayu yang diterima Tribun Jogja, Y dan IDP dimakamkan terpisah, meski masih satu Kecamatan.
Y dimakamkan di Makam Ndoban, Krobyongan, Kurung, Ceper, sekitar pukul 14.00 WIB, pada Rabu (11/10/2023).
Sedangkan, IDP dimakamkan di makam Margoyudan, Tegalrejo, Ceper, sekitar pukul 16.00 WIB, di hari yang sama.
Menurut keterangan kepolisian, Y memiliki riwayat sesak napas atau asma dan IDP memiliki riwayat hipertensi.
Pihak keluarga juga disebut sudah ikhlas dengan kematian Y dan IDP serta tidak ingin adanya autopsi.
Sementara itu terungkap nasib dua orang anak korban setelah tiga tahun menikah.
Anak pertama merupakan perempuan berusia dua tahun, kemudian anak kedua adalah laki-laki yang masih bayi berusia empat bulan.
Mereka pun kini menjadi yatim piatu.
Ayah IDP, Agus Abdul Rokhim (67) mengatakan, kedua cucunya tersebut saat ini telah diasuh oleh keluarga besar, baik keluarga IDP atau pun Y.
"Ya nanti tergantung (cucunya). Ya ke sana ke mari," katanya, Kamis (12/10/2023).
Dia mengaku tak keberatan jika kedua cucunya tersebut dia asuh atau diasuh keluarga besan.
Jarak antara rumahnya dengan besan juga tak terlalu jauh, masih berada di satu Kecamatan, hanya terpisah oleh sungai.
"Jadi ke sana kemari lah. Itu juga cucu saya," tambahnya.
Dia mengaku saat ini belum bisa menyampaikan banyak mengenai penanganan cucunya ke depannya.
Hanya saja, pihaknya memastikan, cucunya akan mendapatkan pengasuhan yang terjamin, baik saat diasuh oleh keluarga besan, atau dia asuh.