Pentingnya Atasi Alergi Susu Sapi yang Dapat Hambat Tumbuh Kembang Anak

Penulis: Nur Ika Anisa
Editor: Ndaru Wijayanto
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Ilustrasi susu soya

Laporan Wartawan TribunJatim.com, Nur Ika Anisa

TRIBUNJATIM.COM, SURABAYA- Alergi susu sapi adalah salah satu alergi yang paling banyak ditemui pada anak di Indonesia. 

Jika tidak diperhatikan dengan baik, anak berisiko mengalami malnutrisi dan pertumbuhan terhambat. 

Hal ini diungkapkan Business Unit Head Morinaga Specialties KALBE Nutritionals Dewi Anggraeni bahwa, risiko tersebut disebabkan perubahan pola makan karena adanya batasan dan eliminasi, lalu nutrisi pengganti dan pendukung yang tidak mencukupi. 

Kurangnya nutrisi ini, lanjutnya, dapat meningkatkan risiko penyakit degeneratif di kemudian hari seperti obesitas, hipertensi, sakit jantung dan mengalami keterlambatan pertumbuhan. 

Dewi percaya bahwa penanganan tepat akan mendukung Si Kecil tumbuh kembang optimal seperti anak-anak lainnya, dan berprestasi seperti harapan orang tua dan keluarga.

“Kondisi alergi dan sensitif susu sapi merupakan tantangan yang harus dihadapi orang tua saat berupaya memberi nutrisi terbaik,” ungkap Business Unit Head Morinaga Specialties KALBE Nutritionals Dewi Angraeni melalui release yang diterima Tribun Jatim, Kamis (19/10/2023).

Untuk memenuhi nutrisi anak, susu soya telah diakui sebagai alternatif terbaik, aman dan memiliki nutrisi yang dibutuhkan bagi anak-anak yang menderita alergi susu sapi. 

Ia menambahkan, sebuah penelitian mengakui formula berbasis susu soya sebagai alternatif yang sesuai untuk anak yang alergi terhadap susu sapi dan menyetujui isolat protein kedelai sebagai sumber protein dalam formula bayi dan formula lanjutan. 

“Morinaga Soya kandungan nutrisinya sudah diperkaya membantu tumbuh kembang si kecil yang memiliki kondisi alergi, sehingga kebutuhan pertumbuhannya tetap terpenuhi, serta kondisi sensitifnya terhadap susu sapi semakin membaik,” ungkapnya.

Morinaga Soya hadir dengan formula yang membantu pemenuhan nutrisi anak alergi untuk mendukung kecerdasan, ketahanan tubuh, dan tumbuh kembang anak secara optimal.

Ia menjelaskan, kandungan sinergi Probiotik Triple Bifidus pada morinaga soya, yang mengkombinasikan tiga Probiotik secara klinis mempercepat penyembuhan alergi. 

Selain itu, kandunga Prebiotik FOS juga mengurangi gejala alergi secara signifikan pada saluran pernafasan dan kulit, serta mengurangi efek samping pada pencernaan. 

"Kami berharap orang tua paham dan sadar bahwa alergi bukan halangan bagi anak wujudkan potensi. Alternatif nutrisi yang kami siapkan bisa dimanfaatkan untuk mendukung tumbuh kembang sang buah hati agar bisa tumbuh sehat, bebas sensitif susu sapi, aktif, dan berprestasi,” tutup Dewi Angraeni.

Sementara itu, Dokter Konsultan Alergi Imunologi Anak Prof. Dr. dr. Budi Setiabudiawan, Sp.A(K), M.Kes. menjelaskan, konsumsi formula soya yang diperkaya dapat mengurangi berbagai risiko dampak kesehatan bagi anak dan mencukupi keperluan nutrisi hariannya. 

Penggunaan formula berbasis isolat protein soya dapat menjadi pilihan pada anak alergi susu sapi dengan gejala ringan sedang. 

“Hasil penelitian menunjukan bahwa formula soya tidak memiliki efek negatif baik pada pertumbuhan, sistem endokrin, reproduktif, imunologi maupun neurologis. Formula soya juga dapat ditoleransi dengan baik pada sebagian besar anak, khususnya yang memiliki alergi susu sapi,” jelas Prof. Budi Setiabudiawan.

Tidak hanya dinyatakan aman untuk dikonsumsi, formula berbahan dasar isolat protein soya berperan dalam penurunan reaksi alergi. 

Terjadi penurunan angka prevalensi alergi reaksi silang antar alergi terhadap formula soya dan alergi susu sapi dari 10-14 persen menjadi 2,5 % .  

Prof Budi juga menjelaskan selain pentingnya pemenuhan nutrisi, konsultasi dengan spesialis anak juga perlu dilakukan agar mendapat rekomendasi paling tepat. 

Penggunaan formula sebagai alternatif susu sapi telah sesuai dengan Tata Laksana Alergi rekomendasi Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI). 

Tata Laksana tersebut menyatakan formula alternatif dapat diberikan apabila alergi susu sapi, dan ASI tidak dapat diberikan karena indikasi medis. 

“Dalam kondisi anak memiliki alergi dengan gejala ringan-sedang, formula isolat protein soya direkomendasikan,” ungkapnya.

Pada bayi yang mengonsumsi formula soya menunjukkan pertumbuhan yang setara dengan bayi yang mengonsumsi formula berbasis susu sapi.

“Prinsip utama menghindari reaksi alergi susu sapi adalah melakukan penghindaran protein susu sapi dan produknya, tetapi tetap harus memberikan nutrisi yang seimbang dan sesuai untuk tumbuh kembang anak,” ungkapnya.

Pada penanganan hal ini, pelayanan kesehatan promotif dan preventif harus menjadi prioritas, agar kesehatan anak yang hemat biaya dapat terlaksana dan kualitas hidup yang baik didapatkan.

Dalam mendukung pemenuhan nutrisi selain melalui formula soya, disebut Prof Budi, World Allergy Organization (WAO) merekomendasikan penggunaan suplementasi probiotik. 

Prof Budi menjelaskan Probiotik Bifidobacterium memiliki kandungan yang sama dengan air susu ibu (ASI), teruji klinis meningkatkan sistem imun pada anak alergi dan mencegah kondisi alergi. 

“Suplementasi probiotik menurut WAO guideline panel juga dapat diberikan pada bayi yang tidak beruntung mendapatkan ASI dan berisiko tinggi terhadap alergi,” ungkapnya.

Berita Terkini