Irfan biasa menawarkan jasanya di dua lokasi setiap malam.
Pukul 20.00–22.00 WIB, ia sudah mangkal di depan Jalan Tunjungan 1, Surabaya.
Sedangkan pukul 22.00–00.00 WIB, ia berpindah ke sekitar Hotel Platinum Surabaya.
Irfan mengaku hanya libur di hari Kamis.
"Pagi harinya, saya lakukan apa saja yang bisa saya lakukan di rumah."
"Kalau ada telepon panggilan pijat, ya saya datangi kemana," tutur Irfan.
Baca juga: Kisah Mbah Nur Hadi di Pasuruan Cari Kerja untuk Belikan Cucu Hadiah Sunat, Rela Dibayar Seikhlasnya
Irfan sendiri adalah mantan guru pengajar olahraga di salah satu SD swasta di Surabaya.
Ia telah menjalani profesinya tersebut sejak tahun 2000.
Tetapi karena faktor usia, Irfan harus pensiun pada tahun 2022.
Dengan alasan ini, Irfan mencari cara lain untuk bertahan hidup bersama keluarganya.
Terlebih Irfan memiliki tiga anak yang masih duduk di bangku sekolah.
"Yang pertama, anak saya baru lulus SMK, sedangkan anak kedua itu masih SMP kelas 3, dan anak ketiga baru kelas 6 SD," papar Irfan.
"Perjalanannya masih panjang, anak kedua dan ketiga pun lulusnya barengan. Anak kedua masuk SMA, anak ketiga masuk SMP," sambung Irfan.
Meski harus banting setir menjadi tukang pijat, Irfan mengaku, anak-anaknya menjadi sumber penyemangatnya mencari nafkah.