Melansir Tribun Jakarta, ia kini baru duduk di bangku kelas dua SMP dan tinggal di kawasan Kramat Sentiong, Jakarta Pusat.
Ada maksud mulia di balik perjuangan Muhammad dalam mencari uang selepas pulang sekolah.
Ia bercerita, dirinya sudah mulai berjualan sejak masih Sekolah Dasar (SD).
Ketika itu, ia hanya menjual es mambo untuk menambah uang tabungan.
"Saya sempat berhenti (jualan) pas kelas tujuh, tetapi jualan lagi kelas delapan ini," kata Muhammad pada Tribun Jakarta, Selasa (24/10/2023).
Baca juga: Keliling Jualan Cobek, Mbah Endang Rela Bawa Dagangan Berat sampai Ngos-ngosan, Untung Cuma Rp5 Ribu
Saat duduk di bangku SMP, Muhammad mulai menjajakan roti buatan ibunya.
Karena desakan ekonomi, ia rela membantu sang ibu mencari uang untuk keperluan sehari-hari.
Ketika ibunya sibuk membuat roti, Muhammad menyibukan diri dengan kegiatan sekolah.
Selepas itu, ibunya akan datang ke sekolah Muhammad membawa roti buatannya, untuk kemudian dibawa oleh remaja tersebut untuk berjualan.
Kata Muhammad, hal itu ia lakukan dengan setulus hati tanpa paksaan dari orang tuanya.
Terlebih ia merupakan seorang anak tunggal.
"Saya enggak tega kalau ngelihat Umi kerja (jualan), nanti sampai Umi dapet kerjaan yang lumayan, baru deh."
"Tapi saya pun tetep mau jualan bantuin Umi," ungkap Muhammad.
Sebagai anak laki-laki, Muhammad nyatanya tidak tega melihat perjuangan ibunya yang begitu keras.
Kata Muhammad, biasanya ia berjualan roti di kawasan Sudirman sepulang sekolah hingga kisaran azan magrib.