Masa kecil Haniyeh dihabiskan di kamp pengungsi Jalur Gaza.
Sebagai anak pengungsi, ia menerima pendidikan di sekolah-sekolah yang dikelola oleh Badan Bantuan dan Pekerjaan PBB untuk Pengungsi Palestina di Timur (UNRWA)
Ismail Haniyeh merupakan sosok yang bukan berasal dari latar belakang militer. Bahkan kabarnya ia tidak pernah menempuh penidikan militer.
Namun kini, ia menjadi orang nomor satu di Hamas.
Semasa kuliah ia juga aktif dalam politik mahasiswa, memimpin sebuah asosiasi mahasiswa Islam yang berafiliasi dengan Ikhwanul Muslimin.
Baca juga: Dukung Palestina, Whulandary Puteri Indonesia 2013 Disentil Miss Israel, Balas Menohok Tuai Pujian
Pada 1988, ketika kelompok Islam Hamas dibentuk, Haniyeh menjadi salah satu anggota pendiri dan segera mendapat perhatian karena hubungannya yang dekat dengan pemimpin awal Hamas, Syekh Ahmed Yassin.
Di mana kemudian Haniyeh menjadi pemimpin Hamas usai memenangkan Pemilu 2006.
Di tahun yang sama Haniyeh berhasil membawa Hamas ke dalam politik, di mana saat itu kelompok tersebut menjadi pemenang dalam pemilihan parlemen Palestina, setelah mengalahkan partai Fatah pimpinan Presiden Mahmoud Abbas.
Baca juga: Arti Kata Semangka, Emoji Bela Palestina di Tengah Konflik dengan Israel, Viral di Media Sosial
Ismail Haniyeh kemudian diangkat menjadi Perdana Menteri Otoritas Nasional Palestina, sejak 19 Februari 2006 hingga 2 Juni 2014.
Sebagai Pemimpin Hamas, Haniyeh mengendalikan kegiatan politik kelompok itu di Gaza, Tepi Barat yang diduduki Israel.
Pada 2007, setelah ketegangan berkepanjangan dan bentrokan bersenjata antara Hamas dan Fatah, Presiden Palestina Mahmoud Abbas membubarkan pemerintahan Haniyeh dan mengumumkan darurat di Tepi Barat.
Meskipun tidak lagi menjabat sebagai perdana menteri, Haniyeh tetap menjadi pemimpin utama Hamas di Jalur Gaza. Pada 2017, Yahya Sinwar menggantikan Haniyeh sebagai pemimpin di Gaza, sementara Haniyeh pindah ke peran kepala biro politik Hamas, menggantikan Khaled Meshaal.
Hamas Palestina mengikuti latihan militer saat persiapan menghadapi konfrontansi dengan Israel, di selatan Jalur Gaza (NET)
Saat menjadi Perdana Menteri, Ismail Haniyeh pernah mengalami ancaman pembunuhan dari Pemerintah Israel di tahun 2007.
Dilansir dari The Guardian, Wakil Menteri Pertahanan Israel, Ephiraim Sneh, berencana untuk membunuh ketua Hamas untuk mengakhiri serangan rudal dari jalur Gaza.