Kebakaran Rumah di Surabaya

2 Lansia yang Tewas Terpanggang saat Kebakaran di Surabaya Ternyata Pernah Bakar Rumah Sendiri

Penulis: Luhur Pambudi
Editor: Ndaru Wijayanto
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Kebakaran rumah di kawasan Jalan Kertajaya Indah Timur IX, Manyar Sabrangan, Mulyorejo, Kota Surabaya, pada Selasa (14/11/2023) dini hari. Akibat kebakaran tersebut, 2 lansia tewas terpanggang. Korban diketahui pernah bakar rumah sendiri

Laporan Wartawan TribunJatim.com, Luhur Pambudi

TRIBUNJATIM.COM, SURABAYA - Sosok dua orang kakak adik lanjut usia (lansia) yang tewas terpanggang dalam insiden kebakaran rumah di Jalan Kertajaya Indah Timur IX, Manyar Sabrangan, Mulyorejo, Kota Surabaya, Selasa (14/11/2023) dini hari, pernah bakar rumah sendiri. 

Insiden tersebut diketahui terjadi pada 15 tahun silam, tepat tahun 2008. Rumah yang dibakar oleh keduanya merupakan rumah pribadi milik kakak adik tersebut. Lokasinya di Kanginan, Gubeng, Surabaya. 

Kemudian, setelah rumah mereka terbakar dan tak lagi dapat ditinggali. Keduanya lantas berpindah tempat tinggal di rumah milik ayahanda mereka di Jalan Kertajaya Indah Timur IX, Manyar Sabrangan, Mulyorejo, Kota Surabaya, hingga saat ini. 

Kapolsek Mulyorejo Polrestabes Surabaya Kompol Sugeng Rianto mengatakan, informasi mengenai rekam jejak perbuatan korban pernah membakar rumah sendiri pada tahun 2008, diperolehnya dari keterangan kerabat dari korban. 

"Soal ada pengalaman kedua korban pernah membakar rumah sendiri di Gubeng. Itu dari saudara sambungnya," ujarnya saat ditemui TribunJatim.com di ruangan kerjanya. 

Bahkan, korban pada tahun 2012 pernah menjalani perawatan kejiwaan di RSAL. Sehingga, dapat disimpulkan sementara bahwa kedua korban memiliki riwayat gangguan kesehatan mental dan pernah menjalani intervensi penanganan psikis di salah satu rumah sakit (RS). 

Baca juga: Ganasnya Kebakaran Rumah di Surabaya, 2 Lansia Tewas Terpanggang, Sekuriti Ungkap Pertemuan Terakhir

Saat petugas pemadam kebakaran DPKP Surabaya berjibaku memadamkan kebakaran kawasan Jalan Kertajaya Indah Timur IX, Manyar Sabrangan, Mulyorejo, Kota Surabaya, pada Selasa (14/11/2023) dini hari. (TRIBUNJATIM/istimewa)

Baca juga: Korban Kebakaran Kandang Ayam di Mojokerto Ditemukan dalam Keadaan Duduk, Kehabisan Nafas

"Memang sebelumnya pernah mencoba membakar rumah, namun di lokasi berbeda. Informasi dari saudara sambungnya. Pada tahun 2012 keduanya pernah dirawat di RSAL. Perawatan psikisnya. Informasinya seperti itu, dari saudaranya (riwayat gangguan kejiwaan atau depresi)," pungkasnya. 

Sementara itu, seorang sekuriti perumahan Suatman mengatakan, keduanya cenderung memiliki sikap pendiam. 

Bahkan hampir tidak pernah bersosialisasi dengan warga sekitar atau para tetangga di sisi kanan kiri atau depan rumah. 

Aktivitas keduanya yang diketahui oleh warga permukiman sekitar rumah, saat keduanya bergantian berjalan kaki keluar rumah untuk berbelanja kebutuhan bahan pokok di sebuah minimarket. 

Biasanya kalau berpapasan dengan warga yang lain, mereka menyapa sekadarnya, lalu kembali berjalan melenggang pergi melanjutkan perjalanan dengan berjalan kaki. 

"Ya kalau sudah masuk ya di dalam terus. Enggak pernah keluar. Kalau kegiatan warga, jarang. Gak ada. Gak pernah keluar. Tapi kalau ada tagihan iuran keamanan, beliau balik. Apapun peraturan di sini selalu ikut," ungkap kakek tiga cucu itu, saat ditemui TribunJatim.com disela bertugas dekat lokasi. 

Baca juga: BREAKING NEWS - Kebakaran Rumah di Surabaya, Dua Lansia Kakak Beradik Tewas Terpanggang

Ia tak menampik, kedua korban itu hampir tidak pernah mengikuti kegiatan sosial lingkungan permukiman tersebut. 

Namun, anehnya, mereka selalu rajin untuk membayar iuran keamanan, kebersihan, atau kegiatan sosial warga secara tepat waktu, bahkan tak segan memberikan dalam jumlah berlebih. 

"Kalau kegiatan warga, jarang. Gak ada. Gak pernah keluar. Tapi kalau ada tagihan iuran keamanan, beliau balik. Apapun peraturan di sini selalu ikut. Kalau iuran tetap memberi, baik juga. Tiap bulan Rp300 ribu. Iya secara lingkungan sosial keorganisasian, tetap berpartisipasi," ungkapnya. 

Mengenai asal muasal uang yang selama ini digunakan oleh kedua kakak adik tersebut memenuhi kebutuhan hidupnya. Termasuk untuk membayar iuran bulanan dalam jumlah nominal lebih. 

Suatman mengaku, tak mengetahuinya. Apalagi dirinya juga tak mengetahui pekerjaan kedua orang korban selama tinggal di rumah tersebut dengan cara tertutup. 

Ia menduga, selama ini, kedua kakak adik tersebut hidup mengandalkan uang tabungan pemberian orangtuanya yang telah meninggal sejak beberapa tahun lalu. 

Suasana pasca kebakaran yang akibatkan 2 lansia tewas terpanggang di Jalan Kertajaya Indah Timur IX, Manyar Sabrangan, Mulyorejo, Kota Surabaya, pada Selasa (14/11/2023) dini hari. (TRIBUNJATIM/istimewa)

Sehingga, untuk sekarang hidup sederhana dengan membeli makan minum untuk memenuhi kebutuhan pokok, dan tak terlalu dibebani oleh tagihan kebutuhan sekunder dan tersier lainny, dirasa Suatman, tak mustahil. 

"Enggak tahu dari mana. Tapi masih bisa makan setiap hari, bisa bayar iuran tiap bulan. Mungkin waktu meninggal ayahnya itu, masih punya tabungan banyak. Mungkin punya simpan, mungkin. Bisa belanja. (Sangat mungkin untuk hidup sederhana) iya betul," katanya. 

Bahkan, Suatman mengaku, dirinya sempat berpapasan dengan si adik korban yang sedang berjalan kaki untuk berbelanja, sekitar pukul 09.00 WIB, pada Senin (13/11/2023). 

Ia tak menyangka, bahwa pertemuannya dengan si adik korban pada pagi hari itu, menjadi pertemuan terakhir kali, karena pada dini harinya, si adik dan kakaknya tewas dalam kebakaran rumah. 

"Kemarin ya sehat ketemu saya menyapa. Hari senin kemarin, waktu belanja jam 09.00 WIB. Iya pertemuan terakhir, menyapa. Enggak pernah curhat. Kalau menyapa ya sudah; mari pak, iya belanja," pungkasnya

Berita Terkini