TRIBUNJATIM.COM - 10 tahun mengajar di sekolah, seorang Pak Guru bernama Lukas ternyata tak pernah terima gaji.
Pak Lukas bahkan tinggal di perpustakaan sekolah bersama keluarganya.
Perpustakaan sekolah itu dialihfungsikan sebagai tempat tinggal sementara untuk para guru.
Pengalaman Pak Guru Lukas ini ternyata satu di antara segelintir kisah lainnya.
Kondisi yang sangat tidak mudah, mungkin itu yang menggambarkan kondisi guru di perbatasan negara yang sering kali serba terbatas.
Bukan saja sulitnya fasilitas mengajar, tapi gaji yang sering telat.
Hal ini seperti yang dialami para guru di SMP Negeri Wini.
SMP ini terletak di Humusu C, Insana Utara, Kabupaten Timor Tengah Utara, Nusa Tenggara Timur (NTT).
Sekolah ini berada di perbatasan Indonesia-Timor Leste.
Ada sebanyak 235 siswa yang bersekolah di SMP Negeri Wini pada tahun ajaran 2023/2024.
Baca juga: Oknum Guru Ngaji Semarang Lecehkan 17 Muridnya, Ketahuan Setelah 3 Tahun, Akui Kecanduan Video di HP
Sementara, total tenaga pengajar berjumlah 31 guru yang terdiri dari 14 guru PPPK dan 17 tenaga honorer.
Guru di SMP Negeri Wini dituntut kreatif dalam melakukan kegiatan belajar mengajar karena keterbatasan fasilitas.
Misalnya, Guru Bahasa Inggris, Frederikus Tnepu Bana (34).
Ada pula guru lain misalnya seperti Lukas Kolo.
Sudah 10 tahun terakhir Lukas Kolo (37 )mengabdi di SMP Negeri Wini.