Laporan Wartawan Tribun Jatim Network, Galih Lintartika
TRIBUNJATIM.COM, PASURUAN - Wali Kota Pasuruan Saifullah Yusuf berharap PDAM Kota Pasuruan bisa segera berlari menyelesaikan sengkarut persoalan yang selama ini membelenggu dan menghambat kemajuannya.
Gus Ipul, sapaan akrab Wali Kota Pasuruan menguraikan satu per satu sengkarut permasalahan di internal PDAM Kota Pasuruan yang menjadi warisan pengurus lama, dan itu menjadi penghambat bagi pengurus baru berkembang.
Menurut Gus Ipul, banyak data-data statistik PDAM yang dinilainya aneh, bahkan sedikit tidak masuk akal. Diantaranya, jumlah pelanggan. Ia menyebut, bukannya ada kenaikan tapi justru penurunan pelanggan.
Saat ini, tersisa 21 ribu pelanggan yang aktif. Padahal, dari data statistik, pelanggan PDAM Kota Pasuruan pernah sampai 30 ribu lebih. Sedangkan jumlah penduduk di Kota Pasuruan terus meningkat.
Baca juga: Hadiri Pergelaran Nguri-nguri Budoyo, Wawali Pasuruan Ingatkan Warisan Budaya Leluhur Harus Dijaga
Disampaikan dia, itu juga belum ditambah dengan banyaknya keluhan pelanggan PDAM. Keluhan - keluhan itu juga tidak ditangani dengan baik, bahkan cenderung lamban penanganannya.
Gus Ipul mengaku, nahkoda PDAM Kota Pasuruan sekarang ini baru. Pengurus lama sudah diganti. Ia berharap agar Yoyok Widoyoko yang pertengahan tahun ini diangkat menjadi direktur mampu mengurai persoalan tersebut.
”Jadi secepat mungkin saya minta atasi semua persoalan ini. Terutama keluhan-keluhan warga itu bagaimana caranya turun dengan berbasis data yang sesuai kondisi di lapangan,” bebernya.
Direktur PDAM Kota Pasuruan Yoyok Widoyoko mengakui pelayanan PDAM selama ini masih banyak permasalahan. Dan itu terjadi mulai kawasan hulu, yakni pada jaringan pipa produksi.
Belum lagi pipa-pipa peninggalan kolonial juga masih banyak difungsikan. ”Kami evaluasi data produksi dengan cakupan pelanggan sebenarnya masih mencukupi,” bebernya.
Baca juga: Mudahkan Evakuasi, Bangkai Pesawat Super Tucano yang Jatuh di Pasuruan Akan Dipotong-potong
Ia menjelaskan, PDAM akan melakukan operasi untuk menelusuri belasan ribu pelanggan yang nonaktif. Mereka dikatakan nonaktif lantaran sudah tak membayar tagihan.
Ia menurunkan tim untuk memastikan semuanya.
“Pertanyannya, apakah pelanggan nonaktif itu memang benar sudah tak menikmati air PDAM atau sebaliknya. Itu yang akan kami urai lebih dulu, kami akan menelusuri hal tersebut,” tambahnya.
Di samping itu, Yoyok juga menyebut penanganan yang lamban terkadang disebabkan lemahnya data jaringan distribusi karena beberapa kali pergantian direktur, tidak ada peta jaringan yang jelas.
”Makanya kami juga akan susun peta jaringan berbasis GIS, lengkap dengan titik koordinat pelanggan. Saya rasa ini tidak terlalu lama sehingga penanganan masalah di lapangan bisa lebih akurat,” pungkasnya.