Berita Viral

Rejeki Bu Guru Muslim Ngajar di SMA Kristen, Tak Sia-sia Lepas Gaji Rp 8 Juta, Dihadiahi Orang Asing

Penulis: Ignatia
Editor: Mujib Anwar
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Sosok Bu Wiwin yang viral karena mengajar di sekolah Kristen dan dibayar cuma Rp 300 ribu

TRIBUNJATIM.COM - Guru Muslim asal Pasuruan Jawa Timur menjadi viral karena cerita hidupnya yang rela mengajar di sekolah Kristen dengan bayaran kecil.

Tampaknya nasib guru muslim ngajar di SMA kristen itu makin baik.

Guru satu ini moncer dan tak sia-sia perjuangannya.

Kini banyak pihak yang tertarik dengan sosok guru wanita dengan penampilan berkerudung itu.

Terbaru diketahui bahwa sang guru muslim kembali mendapatkan rejeki.

Seperti dikutip Tribun Jatim dari Surya, terungkap terbaru Bu Guru Wiwin dilirik oleh orang asing.

Bu Guru Wiwin dijanjikan untuk mendapatkan beasiswa dari prestasinya selama ini.

Orang Singapura tersebut ingin bertemu dengan Wiwin dan menawarinya beasiswa.

Tak cuma itu, Wiwin juga mendapat apresiasi dari Pj Bupati Pasuruan Andriyanto.

Apresiasi tersebut diberikan atas prestasi Wiwin yang berhasil maraih medali emas dalam ajang Sains Merdeka Indonesia 2023.

Baca juga: Dulu Kerja di BRIN Gaji 8 Juta, Bu Guru Muslim Kini Ngajar di SMA Kristen Bayaran Rp300 Ribu: Bangga

Nasib Bu Wiwin memang menjadi perbincangan setelah ketahuan bahwa dirinya rela melepaskan pekerjaan sebagai anggota BRIN menjadi seorang guru yang dibayar hanya Rp 300 ribu.

Tak hanya itu, sebagai seorang Muslim, Bu Wiwin tak membedakan murid tempatnya mengajar.

Bu Wiwin bahkan bercerita tentang kebanggaannya menjadi guru di Yayasan Kristen.

Sosok Bu Wiwin pun jadi sorotan.

Sosok Bu Guru Wiwin yang rela dibayar cuma Rp 300 ribu meski dulunya punya profesi mentereng gaji Rp 8 juta (Surya, Tribun-Medan.com)

Wiwin Dwi Jayanti melepas karier yang menjanjikan di depannya dan tetap memilih menerjuni dunia pendidikan di sekolah yang menaunginya sejak kecil, yaitu SMA Kristen Bhaitani.

Padahal, lulusan S2 Universitas Muhammadiyah jurusan Kimia itu cuma digaji tidak lebih dari Rp 300.000 di SMA Kristen Bhaitani.

Lantas, seperti apa profil SMA Kristen Bhaitani tempat Wiwin mengajar?

Baca juga: Bu Guru Paksa Anak SD Melayaninya hingga Hamil, Buat Fitnah saat Dilaporkan Wali Murid: Merasa Sakit

Melansir dari laman dapo.kemdikbud.go.id seperti dikutip Tribun Jatim dari Surya, SMA Kristen Bhaitani berlokasi di JL. RAYA PUTUK - NONGKOJAJAR, Desa Wonosari, Kecamatan Tutur, Kabupaten Pasuruan, Jawa Timur.

Sekolah tersebut saat ini memiliki 7 guru, 6 tendik, 13 PTK dan 29 PD. Fasilitas sekolah ini memiliki 3 ruang kelas, 1 perpustakaan, 1 ruang ibadah, 1 ruang TU, dan beberapa ruangan lain.

SMA Kristen Bhaitani ini juga masih memiliki akreditasi B.

Diketahui, Wiwin Dwi Jayanti, baru saja menorehkan prestasi di tingkat nasional. Ia baru meraih medali emas dalam ajang Sains Merdeka Indonesia 2023.

Wiwin Dwi Jayanti menjadi juara pertama kejuaraan sains antar guru se-Indonesia dalam kompetisi yang digelar oleh National Science and Social Competition (NSSC) Divua Cahaya Prestasi.

Setelah raihan prestasi dalam pendidikan dan karier yang menjanjikan di depannya, Wiwin tetap memilih jadi guru di sekolah yang menaunginya sejak kecil, yaitu SMA Kristen Bhaitani.

Dikutip TribunJatim.com dari Surya.co.id, Wiwin mengaku merasa bangga bisa menorehkan prestasi yang luar biasa.

Menurutnya, penghargaan di Sains Merdeka dipersembahkan untuk sekolah yang telah memberinya kesempatan untuk mengajar sampai saat ini. “Saya tidak menyangka menjadi juara. Ini pertama kalinya ikut olimpiade antar guru se-Indonesia. Alhamdulillah bisa juara pertama, meski persiapannya terbatas,” ungkap Wiwin, Senin (11/12/2023).

Yang menarik, perempuan berjilbab ini adalah lulusan SMP dan SMA Kristen Bhaitani, dimana ia sekarang mengajar.

Ini adalah lembaga pendidikan yang bernaung dalam yayasan Kristen. Namun, ia tetap percaya diri sebagai seorang Muslim.

Hingga akhirnya, Wiwin berhasil melanjutkan sekolah jenjang sarjana di UM (Universitas Muhammadiyah) jurusan Kimia murni. Bahkan, ia juga berhasil menyelesaikan S2.

Setelah lulus kuliah, ia sempat bekerja di beberapa industri termasuk di BRIN (Badan Riset dan Inovasi Nasional). Gaji besar yang ditawarkan malah tidak membuatnya betah bekerja di sana.

Dan keputusan berani diambil Wiwin, ia memilih kembali ke sekolah tempat ia menimba ilmu sejak duduk di bangku SMP.

Bahkan ia mengenang bagaimana nyaris tidak bisa melanjutkan sekolah. “Setelah lulus SD orangtua sudah tidak sanggup membiayai SMP. Setelah itu, saya dikasih kesempatan untuk sekolah di sini. Alhamdulillah, saya bisa sampai SMA bahkan sampai sekarang hampir menyelesaikan S3,” tutur Wiwin.

Wiwin mengakui ada kepuasan batin saat memberikan dan berbagi ilmu untuk anak-anak di sekolah. Ia merasa bisa memberikan manfaat untuk anak-anak.

“Kalau mengajar itu bisa dikenal banyak orang,” kelakarnya.

Padahal perbandingan remunerasi yang didapatkannya dari tempat bekerja pertama dengan tempat mengajar sekarang, bak langit dengan bumi. Di tempat bekerja sebelumnya yang memang mentereng, Wiwin bisa mendapat gaji antara Rp 4 juta sampai Rp 8 juta per bulan.

Di SMA Kristen Bhatani ini, Wiwin hanya mendapatkan tidak lebih dari Rp 300.000, namun ia lebih memilih mengabdi sebagai pendidik.

“Saya ingin berbakti dan berdedikasi untuk sekolah ini. Makanya, penghargaan ini untuk sekolah ini. Saya bangga bisa ikut memberikan akses pendidikan tanpa membedakan latar belakang mereka,” ungkapnya.

Sementara Kepala Sekolah SMA Kristen Bhatani, Dedi Hariyati menyampaikan terima kasih atas kontribusi yang diberikan oleh mantan muridnya yang disebutnya sangat luar biasa ini.

Pihaknya mengaku bangga atas prestasi mantan murid yang saat ini juga guru di SMA Kristen Bhatani.

“Di sekolah ini kami memang menampung bukan hanya siswa Kristen saja, ada Muslim, dan juga Hindu. Mereka kami beri kesempatan melanjutkan sekolah, kami berikan akses pendidikan yang sama, tidak dibedakan,” urainya.

Baca juga: Anaknya Tak Dibelikan Es Krim Mixue, Wali Murid di Indramayu Ngamuk Maki Bu Guru, Dichat Balas Gatau

Menurut Wiwin, penghargaan di Sains Merdeka dipersembahkan untuk sekolah yang telah memberinya kesempatan untuk mengajar sampai saat ini. “Saya tidak menyangka menjadi juara. Ini pertama kalinya ikut olimpiade antar guru se-Indonesia. Alhamdulillah bisa juara pertama, meski persiapannya terbatas,” ungkap Wiwin, Senin (11/12/2023).

Yang menarik, perempuan berjilbab ini adalah lulusan SMP dan SMAK Bhaitani, dimana ia sekarang mengajar. Ini adalah lembaga pendidikan yang bernaung dalam yayasan Kristen.

Namun, ia tetap percaya diri sebagai seorang Muslim. Hingga akhirnya, Wiwin berhasil melanjutkan sekolah jenjang sarjana di UM (Universitas Muhammadiyah) jurusan Kimia murni. Bahkan, ia juga berhasil menyelesaikan S2.

Setelah lulus kuliah, ia sempat bekerja di beberapa industri termasuk di BRIN (Badan Riset dan Inovasi Nasional). Gaji besar yang ditawarkan malah tidak membuatnya betah bekerja di sana. Dan keputusan berani diambil Wiwin, ia memilih kembali ke sekolah tempat ia menimba ilmu sejak duduk di bangku SMP.

Bahkan ia mengenang bagaimana nyaris tidak bisa melanjutkan sekolah. “Setelah lulus SD orangtua sudah tidak sanggup membiayai SMP. Setelah itu, saya dikasih kesempatan untuk sekolah di sini. Alhamdulillah, saya bisa sampai SMA bahkan sampai sekarang hampir menyelesaikan S3,” tutur Wiwin.

Wiwin mengakui ada kepuasan batin saat memberikan dan berbagi ilmu untuk anak-anak di sekolah. Ia merasa bisa memberikan manfaat untuk anak-anak. “Kalau mengajar itu bisa dikenal banyak orang,” kelakarnya.

Padahal perbandingan remunerasi yang didapatkannya dari tempat bekerja pertama dengan tempat mengajar sekarang, bak langit dengan bumi.

Di tempat bekerja sebelumnya yang memang mentereng, Wiwin bisa mendapat gaji antara Rp 4 juta sampai Rp 8 juta per bulan.

Di SMA Kristen Bhatani ini, Wiwin hanya mendapatkan tidak lebih dari Rp 300.000, namun ia lebih memilih mengabdi sebagai pendidik.

“Saya ingin berbakti dan berdedikasi untuk sekolah ini. Makanya, penghargaan ini untuk sekolah ini. Saya bangga bisa ikut memberikan akses pendidikan tanpa membedakan latar belakang mereka,” ungkapnya.

Berita viral lainnya

Informasi lengkap dan menarik lainnya di Googlenews TribunJatim.com

Berita Terkini