"Kebetulan di sana lagi tidak ada polisi, kejadian sekitar jam 12 siang," ungkapnya.
"Kami sempat cekcok ketika saya minta SIM dia, tapi dia tidak bisa menunjukkan," imbuh Dodi.
"Sepertinya perempuan itu masih usia sekolah. Akhirnya dia menelepon ayahnya," kata pria yang berprofesi sebagai sales mobil ini.
Setelah terlibat cekcok, perempuan tersebut menelepon ayahnya yang gercep mendatangi lokasi kejadian.
Setelah ayah perempuan alias terlapor tersebut datang, dia langsung mendorong Dodi.
Mulanya terlapor ingin keduanya impas sebab mobil sama-sama penyok.
Namun Dodi yang terlanjur mendapatkan perlakuan kasar tidak terima karena justru anak terlaporlah yang lebih dulu salah.
"Dia sudah caci maki saya dan dorong saya, saya sudah cara baik-baik, tapi anaknya ini yang marah-marah sama saya, " sambungnya.
Dari situ terlapor semula mengajak Dodi mencari tempat menyelesaikan masalah.
Dodi pun diarahkan terlapor dan anaknya ke Jalan Talang Buruk.
Dodi mengaku, ia diiringi dua mobil yakni oleh mobil terlapor dan mobil yang dibawa anaknya.
"Awalnya mau ngajak ke Polda untuk menyelesaikan masalah. Tapi mereka mengiring saya, ya saya ikuti saja dulu, sampailah kami di Talang Buruk," bebernya.
"Posisinya saya di tengah, mobil terlapor di depan bawa Alphard, dan anaknya bawa mobil Fortuner, " kata Dodi.
Setelah turun dan sampai di TKP, terlapor mulai menantang Dodi.
Terlapor memegang lehernya sambil membawa sebuah senjata tajam di balik punggungnya.