TRIBUNJATIM.COM - Aksi calon pengantin tagih uang ke tamu tak hadir viral di media sosial.
Beberapa waktu lalu seorang calon pengantin wanita di Australia mengalami momen tak terduga.
Dilansir dari New York Post pada Jumat (29/12/2023) via Tribun Style, calon pengantin tersebut membagikan kisahnya dalam podcast She's on the Money.
Ia sejatinya hanya mengundang 10 tamu di pernikahannya.
Akan tetapi di menit-menit terakhir menjelang acara, 10 tamu tersebut menginformasikan tak bisa hadir padahal sebelumnya sudah bersedia.
Kini calon pengantin bertanya-tanya apakah dia harus membebankan biaya 'ketidakhadiran' kepada mereka.
Baca juga: Calon Pengantin Kabur usai Makan Nasi Goreng, Dituntut Ganti Rugi 20 Juta, Keluarga Malu: Tak Karuan
Mengingat mereka sudah melakukan RSVP lebih dari enam bulan yang lalu dan pembayaran ke tempat tersebut tidak dapat dikembalikan.
"Sekarang tinggal satu minggu lagi dari pernikahan dan saya telah memberikan nomor yang dikonfirmasi ke tempat tersebut dan membayar jumlah terutang, yaitu $12.426 atau sekitar Rp 191 juta," kata pengantin wanita kepada podcast.
"Dalam seminggu terakhir, sepuluh tamu yang sebelumnya telah melakukan RSVP, mengatakan mereka akan datang dan kini membatalkannya dengan alasan terlalu mahal bagi mereka untuk melakukan perjalanan antar negara bagian," lanjutnya.
Calon pengantin tersebut kemudian mengatakan, dia sudah berusaha menutupi kursi mereka karena jika tidak, dia akan didenda $1.336 atau sekitar Rp 20 juta.
"Apakah masuk akal untuk meminta mereka menanggung sendiri biaya-biaya ini?" imbuhnya.
Calon pengantin menjelaskan, para tamu sebenarnya telah diberikan imbauan 'Save the Date' satu setengah tahun yang lalu.
Ia juga mengirimkan undangan resmi pada Januari tahun ini, dan sebagian besar tamu melakukan RSVP pada Juli.
"Maaf, saya tahu kami sudah melakukan RSVP dan pernikahannya akan diadakan minggu depan, tetapi kami tidak mampu melakukan perjalanan antar negara bagian saat ini," bunyi sebuah pesan teks dari salah satu tamu.
"Kuharap kamu mengerti, aku ingin sekali berada di sana," imbuhnya.
Pendengar podcast dengan cepat memihak, dan pendapat akhirnya terpecah belah.
Lima puluh satu persen pendengar mengatakan, para tamu harus membayar keterlambatan pembatalan mereka.
Sementara 49 persen lainnya mengatakan pengantin wanita harus menundanya.
Baca juga: Kebaikan Hati Pengantin yang Meninggal Padahal Baru 3 Hari Nikah Terkuak, Kini Banjir Doa: Anak Baik
"Tidak ada yang memesan penerbangan untuk pernikahan antar negara bagian pada minggu sebelumnya. Tamu ini 100? salah dan bukan teman yang baik karena melakukan hal ini," salah satu pendengar menimbang.
"Dalam situasi ini, tamu pasti sudah mengetahuinya dan harus mengganti biaya pasangan tersebut," kata pendengar lainnya.
"Mengingat mereka mengatakan YA pada bulan Juli, mereka memiliki waktu hampir enam bulan untuk memastikan bahwa mereka dapat menabung untuk hal tersebut. Sangat mengecewakan mereka berkomitmen untuk datang tetapi kemudian tidak berencana untuk mampu membayarnya," beber pendengar yang lain.
"Investasi apa pun selain hubungan memiliki kebijakan pembatalan haha, jadi masuk akal bagi saya jika Anda berhutang uang pada pasangan tersebut atau setidaknya itu adalah hal yang benar untuk dilakukan… jika Anda terlambat membatalkannya," imbuh yang lain.
Yang lain berpendapat tidak pantas pengantin wanita meminta uang dari tamunya.
"Jika Anda tidak mampu menutupi biayanya maka adakan pernikahan yang lebih murah" kata pendengar yang lain.
"Ketidakhadiran adalah hal biasa. Masukkan ke dalam anggaran pernikahan Anda" tambah yang lain.
"Ini acara calon pengantin jadi terserah mereka yang menanggung biayanya dan BUKAN orang yang mereka pilih untuk diundang," jawab orang lain.
"Rasanya aneh 'meminta' seseorang untuk menutupi kursi. Bahkan mengundang mereka tampak seperti sebuah transaksi. Ini bukan acara dengan tiket berbayar, ini adalah acara yang diselenggarakan," terang pendengar lain.
Informasi lengkap dan menarik lainnya di GoogleNews TribunJatim.com