Ketika masih muda dulu, pasiennya bisa mencapai 100 orang sehari.
Seiring dengan usianya yang kian sepuh, dr Lo masih mampu melayani 20-30 pasien per hari.
Ia menggratiskan biaya pemeriksaan kesehatan kepada pasiennya yang tak mampu.
Baca juga: Sosok Ardi Santoso, Dokter Beri Pengobatan Gratis ke Pengungsi Rohingya, Kecewa Sikap Pemerintah
Lo tidak pernah memasang tarif kepada para pasiennya.
Ia ikhlas dibayar sukarela.
Bahkan, ia turut membayari obat yang diperlukan pasiennya.
Lo akan menuliskan resep dengan memo khusus.
Pasien itu tinggal mengambil obat di apotek Budi Asih.
Pihak apotek lalu memberikan obat sesuai dengan resep yang ditulis oleh Lo.
Setiap bulan pengelola apotek akan mengirimkan tagihan-tagihan biaya obat-obat para pasien tidak mampu itu kepada Lo.
Tagihan yang harus dibayar dr Lo bervariasi dari ratusan ribu hingga Rp 10 juta per bulan.
Baca juga: Meski Bercadar Diminta Jadi Wajah Produk Skincare, Umi Pipik Kaget Sama Ucapan Dokter: Enggak Salah?
Baca juga: Kenali Ciri Demam Berdarah dari Dokter Persada Hospital, Ditandai Demam Tinggi Mendadak
Selain dari uang pribadinya, dana untuk biaya obat berasal dari para donatur.
“Prinsipnya, bagi saya orang yang tidak mampu juga berhak untuk berobat,” ujarnya seperti dikutip Kompas.id terbitan (19/03/2019) silam.
Pasien yang dilayaninya kebanyakan berasal dari panti jompo atau panti asuhan yatim piatu.
Lo Siaw Ging mengaku, sikap kedermawanannya terinspirasi oleh mentornya Dr Oen Boen Ing yang akhirnya mendirikan rumah sakit bernama Rumah Sakit Dr Oen, Solo.