Dikatakannya yang paling penting adalah SDM berkualitas. Dan kedua, IPTEK serta inovasi yang berkualitas.
"Keduanya adalah tugas perguruan tinggi, rektor dan tugas kita semua. Di Vietnam desain besar pemerintah dan PT ini nyambung. Sehingga universitas dan industri juga bisa nyambung. Bahkan di sana ada salah satu perusahaan yang memiliki jumlah peneliti pada bagian Research and Developement sebanyak 2.400 orang. Ini menunjukan bagaimana dukungan pemerintah ini nyata,” ucapnya.
Lebih lanjut, Ia menyampaikan, lembaga PT memiliki peran yang penting untuk mencetak generasi unggul dan berkualitas, SDM yang kuat fisik, mental dan moral. Juga harus inovatif dalam menciptakan program yang berkualitas. PT juga harus berperan aktif dalam melakukan riset.
"Karena perguruan tinggi memiliki banyak SDM untuk meningkatkan IPTEK kita. Juga berperan dalam memecahkan masalah bangsa,” terangnya.
Secara khusus, Presiden Jokowi juga memerintahkan BRIN dan Bappenas untuk berperan sebagai oskrestator dalam perencanaan riset. Ini dilakukan untuk melihat kebutuhan riset serta menjawab tantangan ke depan.
"Ini semuanya harus kita siapkan. Karena biasanya kesempatan untuk menjadi negara maju hanya datang sekali, yakni bonus demografi,” katanya.
Untuk itu, PT dalam negeri harus didorong dan dioptimalkan.
"Perankingkan PT dalam negeri yang masuk 200 ke atas masih minim. Inilah pekerjaan besar bapak/ibu rektor,” tegasnya.
Ia memaparkan, rasio penduduk lulusan S2 dan S3 di Indonesia sebesar 0,45 persen, masih minim jika dibandingkan dengan rasio negara tetangga dan negara maju.
Rasio penduduk lulusan S2 dan S3 negara tetangga mencapai 2.4 persen, sedangkan di negara maju mencapai 9,8 persen.
“Rasionya sangat jauh. Dalam minggu ini akan saya adakan rapat untuk mendongkrak angka 0,45 persen secara drastis. Kita akan ambil kebijakan untuk itu, karena terlalu jauh perbandingan rasionya,” paparnya.
“Saya paham itu semua butuh biaya, tapi SDM menjadi sangat penting dalam 5-10 tahun ke depan. Pendidikan dan riset harus dioptimalkan melaui anggaran. Tidak hanya APBN dan APBD melainkan juga dana abadi. Ini perlu ditingkatkan 5x lipat,” tambahnya.
"Mari perguruan tinggi untuk terus menguatkan kolaborasi dan sinergi. Serta melahirkan banyak solusi bagi kemajuan negara kita, Indonesia,” tutupnya.
Sementara itu, Ketua Forum Rektor Indonesia (FRI), Mohammah Nasih menyampaikan, acara ini dihadiri oleh 800 orang peserta (rektor).
Ia menyampaikan, FRI siap melanjutkan pembangunan dengan prinsip keberlanjutan.